Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan optimis penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) sepanjang kuartal II 2019 akan tumbuh sejalan dengan target tahunan yang sudah dipatok sebelumnya. Penarikan uang tunai pada saat libur Lebaran dinilai tidak menggerus pertumbuhan DPK.
PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) misalnya, memperkirakan pertumbuhan DPK kuartal II akan cenderung sama dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya. Penarikan uang tunai yang dilakukan untuk persiapan Lebaran diperkirakan akan kembali dalam dua minggu kemudian.
"Saat Lebaran, sebagian DPK memang ditarik deposan dalam bentuk uang kartal untuk pulang kampung tetapi 10 hari-14 hari kemudian pasti akan balik lagi ke Bank. Bulan Mei mungkin ada penurunan pertumbuhan DPK, tetapi secara akumulasi kuartal II diperkirakan masih akan tumbuh seperti kuartal I." jelas Panji Irawan, Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri, anggota indeks Kompas100 ini baru-baru ini.
Senada, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) pun memperkirakan penghimpunan DPK akan tumbuh stabil. Santoso, Direktur BCA menjelaskan, saatLlebaran memang terjadi penurunan tabungan karena nasabah banyak menarik uang untuk dibelanjakan. Tetapi di sisi lain, giro akan mengalami kenaikan karena kebanyakan pengusaha masuk ke giro.
"Giro nanti akan berputar karena akan dipakai bayar utang. Perputaran itu kemudian akan menimbulkan kebutuhan lagi, apalagi di pertengahan tahun akan ada lagi kebutuhan sekolah untuk tahun ajaran baru. Jadi tidak ada yang mengkhawatirkan dari DPK, kuartal II akan ada kenaikan." jelasnya.
Santoso melihat kondisi likuiditas anggota indeks Kompas100 ini masih terjaga baik. Namun, pihaknya akan terus mewaspadai perkembangan yang terjadi ke depan. Menurutnya, rencana bisnis ke depan akan semakin dinamis mengingat adanya perkembangan-perkembangan yang terjadi di luar dugaan belakangan.
"Saya pikir semester-semester mendatang akan lebih dinamis karena akan banyak lagi aturan-aturan baru nanti." tambahnya.
Sementara per kuartal I 2019, BCA mencatatkan DPK tumbuh 7,9% yoy menjadi sebesar Rp 629,57 triliun. Adapun asio dana murah atau current account and saving account (CASA) stabil di posisi 76,8% terhadap total DPK. Tahun ini, BCA mematok pertumbuhan DPK secara konservatif yakni sekitar 6%-7%.
PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) diprediksi akan mencatatkan pertumbuhan DPK sekitar 17% di kuartal II. Adapun per Mei 2019, DPK anggota indeks Kompas100 initumbuh sebesar 16% yoy dimana rasio CASA 41,10%, sedikit mengalami penurunan jika dibanding 44% pada April. Itu terjadi karena pertumbuhan deposito jauh lebih tinggi.
Lalu, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) juga memperkirakan DPK tumbuh sejalan dengan proyeksi pertumbuhan kredit sekitar 13%-15% di triwulan kedua. "Lebaran tidak banyak berpengaruh. DPK akan tetap kami kejar tumbuh sesuai kredit karena kami ingin juga harus tetap jaga LDR di level 90%-92%," kata Anggoro Eko Cahyo, Direktur Keuangan BNI.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Heru Kristiyana mengungkapkan, pertumbuhan DPK belum sekencang penyaluran kredit. Dana pihak ketiga per April hanya tumbuh sekitar 6%-7%, padahal kredit tumbuh sekitar 11,5%.
Guna menjaga likuiditas di pasar, OJK terus melakukan kerjasama dengan BI dan Kementerian keuangan. "Kami terus kerjasama agra BI dan Kementerian Keuangan membantu likuiditas di pasar. Kemenkeu spending-nya cukup cepat dan saya kira itu bisa untuk dorong target kami." kata Heru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News