Reporter: Andri Indradie | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Pertumbuhan kredit properti diperkirakan akan tumbuh 16% hingga akhir 2010. Demikian hasil survei perbankan yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) terhadap 43 bank umum yang mewakili pangsa pasar sekitar 80% penyaluran kredit secara nasional.
Per akhir kuartal III 2010, berdasarkan data laporan bulanan bank umum, kredit properti sudah mencapai Rp 234,9 triliun. Nilai ini meningkat sekitar 7,3% dibandingkan kredit properti akhir 2009 yang hanya Rp 218,9 triliun.
Artinya, para responden masih memiliki prospek positif terhadap pangsa kredit properti pada tahun ini. Sebab, meskipun tersisa beberapa bulan lagi, tahun ini kredit properti diperkirakan masih bisa tumbuh 8,6% lagi, hingga mencapai Rp 253,9 triliun.
Yang jelas, survei BI tentang Properti Komersial menyebutkan, pangsa pasar kredit per akhir kuartal III tersebut sebesar 14,35% dari total outstanding kredit bank umum yang berjumlah Rp 1.636,8 triliun. Pangsa ini menurun 0,98% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar 15,33% dari total kredit Rp 1.428,1 triliun.
Jumlah kredit properti pada triwulan III 2010 naik 1,76% dibandingkan kuartal lalu. Kenaikan kredit properti tersebut terutama didorong oleh ekspansi kredit konstruksi sebesar 3,89%, diikuti dengan pertumbuhan kredit real estate sebesar 1,08% dan pertumbuhan kredit Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) naik 0,97%.
Berdasarkan pangsanya, kredit KPR dan KPA turun 59,25% menjadi 58,79%. Demikian pula dengan pangsa kredit real estate dari 14,05% menjadi 13,96%. Sementara pangsa kredit untuk kegiatan konstruksi naik dari 26,7% menjadi 27,26%.
Sekedar catatan, kredit properti mencakup kredit yang diberikan kepada kontraktor untuk pembangunan perkantoran, perhotelan, rumah, dan pertokoan. Kredit properti juga merupakan kredit kepada perorangan untuk kepemilikan serta pemugaran rumah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News