Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Artos Indonesia Tbk (ARTO) telah merampungkan penambahan saham dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.
Dua pemegang saham mayoritas bank ini yakni PT Metamorfosisi Ekosistem Indonesia (MEI) dan Wealth Tranck Technology Limited (WTT) mengeksekusi haknya dalam rights issue tersebut.
Bank Artos menerbitkan sebanyak 9,65 miliar saham baru dengan harga pelaksanaan Rp 139 per lembar saham. Perseroan membidik dana sekitar Rp 1,34 triliun dari aksi korporasi itu. Periode perdagangan HMETD itu dilakukan pada 2-8 April 2020.
Baca Juga: Duet Patrick Waluyo dan Jerry NG kuasai lebih dari 90% saham ARTO
MEI adalah perusahaan milik mantan bankir BTPN yakni Jerry NG, sementara WTT milk pendiri Northstar yakni Patrick Walujo yang juga investor Gojek. Keduanya membeli Bank Artos pada 22 Agustus 2019 dan melakukan penyertaan modal pada Desember 2019.
Setelah rights issue, dua pemegang saham mayoritas Bank Artos dipastikan tidak akan melakukan tender offer. "Tidak ada tender wajib karena tidak ada perubahan pengendalian," kata Direktur MEI Anika Faisal pada Kontan.co.id, Kamis (16/4).
Dalam keterbukaannya di Bursa Efek Indonesia (BEI), MEI mengatakan telah melakukan penambahan saham sebesar 3.633.255.000 lembar pada Bank Artos. Artinya, perseroan mengeksekusi haknya dalam pelaksanaan rights issue tersebut sesuai dengan porsi saham sebelumnya yakni 37,65%.
Sebelumnya, MEI memiliki 454.153.125 saham Bank Artos. Setelah pelaksanaan rights issue kepemilikannya bertambah menjadi 4.087.378.125 lembar saham.
WTT juga mengesekusi haknya. Dengan kepemilikan sebelumnya 13,35% (161.034.375 lembar), investor ini melakukan pembelian saham rights issue sebanyak 1.288.275.000 lembar.
Baca Juga: Jetway, Ephesus, Akta dan Qilora memborong saham Bank Artos, siapa mereka?
Sebelum rights issue, kepemilikan saham Bank Artos terdiri dari MEI 37,65%, WTT 13,35%, dan masyarakat 49%. Anika mengatakan, porsi kepemilikan MEI setelah rights issue bisa dilihat setelah final audit penjatahan yang akan dilaksanakan awal Mei 2020.
Padahal dalam keterbukaan di BEI pada 13 April 2020, ia menyebut porsi saham MEI setelah rights issue itu mencapai 66,7%.
"Keterbukaan itu mungkin saat proses rights issue masih berjalan, artinya belum semua pemegang saham exercise haknya. Untuk angka finalnya nanti dilihat awal Mei setelah final audit penjatahan," kata Anika.
Adapun 90% dana rigth issue tersebut akan digunakan untuk memperkuat permodalan dalam penyaluran kredit , sekitar 5% akan dipakai untuk investasi infrastruktur di bidang teknologi informasi, dan 5% lagi untuk investasi pada infrastruktur jaringan kantor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News