Reporter: Ferry Saputra | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Astra Sedaya Finance atau yang dikenal sebagai Astra Credit Companies (ACC) optimistis industri multifinance dapat mencatatkan kinerja positif pada tahun depan, meski masih terdapat tantangan yang menghadang.
EVP Corporate Communication & Strategy ACC Riadi Prasodjo mengatakan optimisme itu berasal dari terbukanya peluang industri multifinance untuk meningkatkan kinerja.
"Terdapat peluang melalui pengembangan produk dan peningkatan kualitas layanan kepada pelanggan," katanya kepada Kontan, Minggu (7/12/2025).
Riadi menerangkan tantangan yang masih akan menghadang industri multifinance adalah kondisi pertumbuhan market otomotif. Seperti diketahui, pembiayaan multifinance terbesar berasal dari segmen otomotif. Pada tahun ini, lesunya pasar otomotif juga berdampak bagi kinerja industri multifinance.
Baca Juga: MUFG–Danantara Gelar Indonesia Day di Tokyo, Perkuat Arus Investasi Jepang ke RI
Meski masih akan dibayangi kondisi pasar otomotif yang belum pulih, Riadi mengatakan ACC akan tetap berfokus pada bisnis pembiayaan otomotif pada tahun depan, yaitu pembiayaan mobil baru dan mobil bekas. Ditambah, mengoptimalkan pembiayaan dana tunai lewat ACC Danaku.
Berdasarkan kinerja per Oktober 2025, Riadi menyampaikan pembiayaan ACC tumbuh sebesar 2%, jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sayangnya, tak disebutkan nilai pembiayaan yang dibukukan.
Sementara itu, Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) menyampaikan terdapat sejumlah tantangan yang dapat memengaruhi kinerja pembiayaan industri multifinance pada tahun depan.
Ketua Umum APPI Suwandi Wiratno mengatakan salah satunya adalah masih adanya tindakan dari oknum yang mengajak debitur untuk tidak melakukan pembayaran angsuran dan melakukan intimidasi kepada perusahaan pembiayaan.
"Oleh karena itu, kami harus bisa meyakinkan semua pihak untuk benar-benar memerangi tindak kejahatan yang dilakukan terkait oknum tertentu. Sudah, jangan diganggu kami berbisnis semuanya yang benar kasihan juga nasabah-nasabah yang bagus," ungkapnya saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan, Rabu (3/12/2025).
Selain itu, Suwandi menerangkan tantangan lainnya masih terkait literasi dan edukasi terhadap masyarakat secara luas.
Dia mengatakan masyarakat perlu memahami bahwa jual-beli kendaraan yang benar harus berstatus lunas apabila menggunakan pembiayaan dari multifinance, dengan bukti ada Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB).
"Jangan beli dari pihak lain hanya dengan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) saja. Masyarakat memang bisa memiliki kendaraan, tetapi belum tentu akan hidup tenang apabila kendaraan itu belum lunas dan masih menunggak cicilan, karena bisa saja dikejar-kejar sama debt collector nanti," kata Suwandi.
Terkait proyeksi tahun depan, Suwandi menerangkan pihaknya masih melihat kondisi hingga akhir tahun ini. Dia bilang masih terlalu dini untuk menyampaikan proyeksi.
Baca Juga: Sebanyak 1.546 Nasabah Terdampak Banjir, Bank Nagari Siap Menjalankan Relaksasi KUR
"Kami juga mesti melihat dari proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun depan. Saya belum berani menyampaikan dahulu, kami masih lihat, mungkin pada awal tahun depan," ucap Suwandi.
Sebagai informasi, data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat piutang pembiayaan perusahaan multifinance mencapai Rp 507,14 triliun per September 2025. Nilai piutang pembiayaan per September 2025 tumbuh 1,07% secara tahunan atau Year on Year (YoY).
Jika ditelaah, pertumbuhan September 2025 terbilang melambat, jika dibandingkan posisi Agustus 2025. Adapun per Agustus 2025 tumbuh 1,26% YoY dengan nilai Rp 505,59 triliun.
Selanjutnya: Jadwal Liga Champions 2025-2026 Pekan 6, Ada Laga Inter Milan vs Liverpool
Menarik Dibaca: Katalog Promo Alfamidi Hemat Satu Pekan 8-14 Desember 2025, Khong Guan Harga Spesial
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













