Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk buka suara soal obligasi Patriot Bond yang akan dikeluarkan oleh Danantara.
Sebelumnya, CEO Danantara Rosan Reoslani menegaskan bahwa Patriot Bond ini bersifat tradeable dan dapat dijadikan agunan di bank-bank Himbara.
Soal ini, Direktur Utama BRI, Hery Gunardi turut menanggapi bahwa pihaknya sedang memproses akselerasi Patriot Bond tersebut. Ia juga menegaskan turut mendukung jika ada nasabah yang sesuai dengan ketentuan.
Baca Juga: BRI Telah Salurkan KPR Subsidi Rp 14,65 Triliun hingga Agustus 2025
“Ya, saya rasa kita sekarang sedang berproses itu. Kalau memang nanti ada nasabah kita datang, ya kita asess, sesuai dengan ketentuan, ya kita akan dukung,” kata Hery kepada wartawan di Gedung BRI I, Bendungan Hilir, Kamis (2/10/2025).
Namun, dia menjelaskan bahwa hingga saat ini pihak BRI masih belum merinci terkait berapa rasio jaminan kredit yang akan diberikan. “Nah itu belum, kita lagi bicarakan. LTV namanya, loan to value,” tandasnya.
Lebih lanjut berbicara mengenai dampak ke likuiditas Bank, Hery menegaskan jika pada dasarnya, likuiditas perbankan itu merupakan dana yang terus menerus berputar dan dihimpun dari dana Masyarakat.
Tapi dia memastikan, jika kondisi likuiditas BRI saat ini sedang dalam kondisi yang stabil.
Baca Juga: Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Catat Pengguna Brimo Tembus 42,7 Juta pada Juni 2025
“Ya likuiditas itu kan begini, likuiditas kita itu kan pada dasarnya bank ini kan mobilisasi dana masyarakat. Jadi dana itu kan akan datang terus. Dan terus terang kita dalam posisi likuiditas dengan posisi yang sangat baik,” tegasnya.
Untuk diketahui saja, jika menilik kondisi likuiditas industri perbankan sendiri, rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) industri per Juli 2025 berada di level 86,54%. Di mana, itu sudah lebih longgar dibandingkan posisi Desember 2024 yang bisa mencapai 88,62%.
Di periode yang sama, rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) masing-masing 119,43% dan 27,08%, masih di atas threshold masing-masing 50% dan 10%.
Baca Juga: Dukung Kopdes Merah Putih, BRI Akan Optimalkan Peran Rumah BUMN dan Desa BRILiaN
Ada pun hingga 19 September 2025, Patriot Bond mencatatkan permintaan hingga Rp 51,8 triliun, yang berasal dari 46 pengusaha.
Nama-nama yang tercatat antara lain Antony Salim, Prajogo Pangestu, Sugianto Kusuma (Aguan), Franky Widjaja hingga Dato Sri Tahir.
Selanjutnya: Rupiah Menguat ke Rp 16.598 pada Hari Ini, Begini Proyeksi Rupiah Besok (3/10)
Menarik Dibaca: 4 Manfaat Minum Cuka Apel Sebelum Tidur, Bagus untuk Gula Darah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News