kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,07   -5,22   -0.58%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pelepasan 14% saham Panin di ANZ Panin belum direstui


Rabu, 15 September 2010 / 08:30 WIB
Pelepasan 14% saham Panin di ANZ Panin belum direstui


Reporter: Andri Indradie | Editor: Test Test

JAKARTA. PT Bank Pan Indonesia (Panin) harus sedikit bersabar terkait rencana pelepasan 14% saham miliknya di Australia and New Zealand (ANZ) Panin ke ANZ Group Limited senilai Rp 400 miliar. Sebab, hingga kini Bank Indonesia (BI) belum memberikan izin perihal pelepasan saham tersebut.

Roosniati Salihin, Wakil Direktur Utama Bank Panin, mengatakan bahwa Bank Panin memang tidak akan tergesa-gesa untuk melepas sahamnya di ANZ Panin. "Kami sudah menjalin kerjasama dengan ANZ sejak 1993 dan tidak ada masalah dalam pelepasan ini. Hanya memang masih dalam proses," kata dia kepada KONTAN, belum lama ini.

Saat ini, pemegang saham ANZ Panin terdiri dari ANZ Banking Group Ltd sebesar 85% dan Bank Panin 15%. Nantinya, jika Bank Panin jadi melepas 7.000 saham atau 14% saham di ANZ Panin, saham miliknya hanya tersisa 1%. Dalam perjanjian, keduanya sepakat untuk menjual sebesar Rp 57.142.857,14 per saham.

Sejatinya, Bank Panin bisa saja melepas seluruh saham. "Namun kami pertahankan 1% untuk menjaga komitmen bahwa ANZ Panin adalah bank patungan dan menjaga agar kami tetap di situ," imbuh dia.

Rencana penjualan saham ini, lanjut dia, sudah memperoleh izin dari pemegang saham sesuai keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada Juni 2010.
Sekretaris Perusahaan Bank Panin, Jasman Ginting menduga, proses pelepasan saham tak bisa berlangsung cepat lantaran menyangkut perizinan antara bank lokal dan bank asing. "Biasanya jika berkaitan dengan bank asing akan lama izinnya," tegas Jasman. Per Mei 2010, ANZ Panin yang fokus pada bisnis institusi, wealth management dan sektor konsumer mencatatkan laba Rp 73,37 miliar.

Selain pelepasan saham, Bank Panin juga tengah memproses izin penerbitan obligasi senilai Rp 1 triliun. Obligasi ini diharapkan bisa terbit tahun depan. Penerbitan obligasi dikatakan tidak untuk penambahan modal. Sebab, rasio permodalan Bank Panin sudah 19%. "Obligasi ini untuk mengatasi mismatch pendanaan jangka panjang," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×