Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Adanya perpanjangan diskon PPnBM untuk mobil baru kemungkinan bisa menggeser minat pada mobil bekas. Namun, perusahaan multifinance masih optimis bahwa pembiayaan mobil bekas masih tumbuh di tahun ini.
Kalau melihat data dari OJK per November 2021, pembiayaan mobil bekas memiliki tren penurunan sejak Juni 2021. Nilainya dari Rp 56,4 triliun di Juni 2021 menjadi sekitar Rp 54,3 triliun pada November 2021.
Secara tahunan, nilai pembiayaannya pun juga turun 6,54% yoy di November 2021 dari tahun sebelumnya yang senilai Rp 58,07 triliun. Padahal, pembiayaan mobil bekas sempat tumbuh di Agustus 2021 sebanyak 7,01% yoy.
Meskipun demikian, Presiden Direktur CIMB Niaga Finance (CNAF) Ristiawan Suherman optimis bahwa pembiayaan mobil bekas masih bisa tumbuh. Alasannya, ia melihat daya beli masyarakat belum balik ke masa sebelum covid walaupun sudah ada perbaikan dibanding tahun 2020.
Baca Juga: Jerry Ng Berpeluang Kuasai 57% Saham BFI Finance Lewat Tender Offer
“kebutuhan masih akan tetap tinggi dan daya beli masih belum pulih 100%,” ujar Ristiawan.
Adapun, Total pencairan kredit CNAF sepanjang 2021 sebesar Rp 5,7 triliun. Sementara, 42% dari nilai tersebut atau sebesar Rp 2,4 triliun datang dari pembiayaan mobil bekas.
Sementara itu, Aris pun mengungkapkan bahwa CNAF tetap akan menyeimbangkan pembiayaan mobil baru dan mobil bekas di level yang sama yaitu 50% agar pertumbuhan aset dapat seimbang dengan tingkat kesehatan portfolio juga pendapatan.
“Mobil bekas walaupun dari sisi resiko akan sedikit lebih tinggi dari pembiayaan mobil baru tapi dari sisi pendapatan bunga dan lainnya mobil bekas yg juga lebih tinggi dari pembiayaan mobil baru,” ujar Ristiawan yang tahun ini menargetkan pertumbuhan pembiayaan mobil bekas bisa mencapai 20%.
Baca Juga: Pembiayaan Alat Berat Diproyeksi Naik Tahun Ini, Berikut Faktor Pendorongnya
Sementara itu, Direktur Utama Clipan Finance Harjanto Tjitohardjojo juga memiliki pandangan yang sama dengan menargetkan bisa menyalurkan pembiayaan untuk mobil bekas senilai Rp 2.8 triliun. Sebagai perbandingan, realisasi pembiayaan segmen tersebut di 2021 senilai Rp 1,75 triliun.
“Mobil bekas masih ada segmen yang akan kita tapping atau masuk tahun 2022 yaitu UsedCar Premium Segmen,” ujar Harjanto.
Meskipun demikian, Harjanto mengakui bahwa pencapaian tersebut belum akan menyerupai realisasi pembiayaan sebelum pandemi karena beberapa wilayah pariwisata belum recover dengan baik.
Oleh karenanya, ia bilang bahwa realisasi pembiayaan mobil bekas tahun ini baru sekitar 70% hingga 80% untuk mendekati masa sebelum pandemi.
Sementara itu, BFI Finance yang memiliki porsi pembiayaan mobil bekas sebanyak 71,7% di kuartal 3 tahun lalu juga melihat masih ada minat masyarakat untuk membeli mobil bekas di tahun ini.
Direktur BFI Finance Sudjono pun menargetkan bahwa pertumbuhan tahun ini bisa mencapai dua digit dari realisasi tahun 2021. Hal tersebut didorong dengan pemulihan ekonomi serta kemudahan kredit yang akan lebih longgar dibanding saat pandemi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News