kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.042.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.445   2,00   0,01%
  • IDX 7.867   -18,52   -0,23%
  • KOMPAS100 1.102   -2,88   -0,26%
  • LQ45 800   1,11   0,14%
  • ISSI 269   -0,86   -0,32%
  • IDX30 415   0,50   0,12%
  • IDXHIDIV20 482   1,02   0,21%
  • IDX80 121   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 134   0,17   0,13%

Pembiayaan Multifinance Terus Tumbuh Melambat Seiring Kondisi Ekonomi yang Menantang


Jumat, 05 September 2025 / 21:08 WIB
Pembiayaan Multifinance Terus Tumbuh Melambat Seiring Kondisi Ekonomi yang Menantang
ILUSTRASI. Piutang Industri Multifinance: Pelayanan nasabah di Kantor Mandiri Tunas Finance, Jakarta, Kamis (14/8/2025). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, industri multifinance mencatatkan pertumbuhan piutang pembiayaan sebesar 1,96%, dari Rp 492,17 triliun per Juni 2024 menjadi Rp 501,83 triliun di periode yang sama tahun ini. KONTAN/Baihaki/14/8/2025


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan piutang pembiayaan multifinance terus menunjukkan perlambatan sejak awal tahun ini. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terbaru per Juli 2025, piutang pembiayaan multifinance hanya tumbuh 1,79% secara tahunan atau Year on Year (YoY) dengan nilai sebesar Rp 502,95 triliun.

Mengenai hal itu, Praktisi dan Pengamat Industri Pembiayaan Jodjana Jody berpendapat melambatnya pertumbuhan multifinance tak terlepas dari kondisi ekonomi yang menantang dan adanya sikap selektif perusahaan dalam memberikan pembiayaan.

"Ekonomi yang masih lemah membuat konsumen atau calon konsumen berpotensi mengalami kesulitan keuangan dan menaikkan default (gagal bayar). Jadi, otomatis multifinance akan selektif," ujarnya kepada Kontan, Jumat (5/9/2025).

Jody memperkirakan pertumbuhan piutang pembiayaan multifinance hingga akhir tahun ini masih akan dihantui kondisi pelemahan ekonomi.

Baca Juga: Ditopang Segmen Konsumsi, Pertumbuhan Pembiayaan Syariah Ungguli Bank Konvensional

Di tengah kondisi yang menantang, sebenarnya OJK telah memberikan relaksasi ?aturan soal penyaluran pembiayaan modal kerja melalui fasilitas modal usaha hingga batas atas Rp 10 miliar. Adapun ketentuan itu tertuang dalam Peraturan OJK (POJK) Nomor 46 Tahun 2024.

Menanggapi hal itu, Jody berpendapat aturan OJK tersebut sudah sangat memadai untuk membantu kinerja pembiayaan multifinance. Namun, dia mengatakan multifinance tentu membutuhkan persiapan yang tak sebentar untuk berpindah portofolio. 

"Butuh persiapan juga, antara lain kesiapan organisasi, sumber daya manusia, under writing policy, serta collection ability. Jadi, tetap butuh waktu untuk menggeser portofolio," tuturnya.

Meski terdapat tantangan ekonomi, Jody menyampaikan multifinance dapat memaksimalkan peluang di sektor lain untuk mendongkrak kinerja hingga akhir 2025. Dia bilang sektor perkebunan terbilang masih baik, begitu juga coal mining walaupun akan ada perlambatan pada semester II-2025. 

Baca Juga: OJK Bersih-Bersih, Puluhan Multifinance dan Fintech Lending Dikenakan Sanksi

"Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sektor logistic, telekomunikasi, jasa, makanan dan minuman masih tumbuh positif, sehingga bisa dimanfaatkan," kata Jody.

Sebagai informasi, data OJK mencatat piutang pembiayaan multifinance posisi Januari 2025, tumbuh sebesar 6,04% secara Year on Year (YoY) dengan nilai Rp 504,33 triliun. 

Angka pertumbuhannya melambat per Februari 2025 tercatat sebesar 5,92% YoY dengan nilai Rp 507,02 triliun. Selanjutnya, per Maret 2025 tercatat tumbuh 4,60% YoY dengan nilai Rp 510,97 triliun, kemudian tumbuh sebesar 3,67% YoY dengan nilai Rp 504,18 triliun per April 2025.

Setelah itu, hanya tumbuh 2,83% YoY per Mei 2025 dengan nilai Rp 504,58 triliun, lalu pertumbuhannya per Juni 2025 hanya sebesar 1,96% YoY dengan nilai Rp 501,83 triliun, selanjutnya pertumbuhan hanya mencapai 1,79% secara YoY dengan nilai sebesar Rp 502,95 triliun per Juli 2025 atau berada di titik terendah sepanjang tahun ini. 

Baca Juga: Pefindo: Penerbitan Surat Utang Multifinance Capai Rp 25,03 Triliun per Juli 2025

Selanjutnya: Pertumbuhan Lapangan Kerja Melemah Tajam, Tingkat Pengganguran AS Naik 4,3%

Menarik Dibaca: Apakah Makan Seblak Tidak Baik bagi Kesehatan Tubuh? Ini Kata Dokter

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×