Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Kendati dunia perbankan tengah melesu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperkirakan, pertumbuhan pembiayaan perbankan syariah bisa mencapai 18% - 19% secara tahunan atau year on year (yoy). Andai ramalan OJK terwujud, performa perbankan syariah melampaui pertumbuhan kredit perbankan konvensional yang diperkirakan tumbuh 15%-17%.
Edy Setiadi, Deputi Komisioner OJK mengungkapkan bahwa pertumbuhan bisnis perbankan syariah memang seret sepanjang tahun 2014. Pemicu utamanya adalah peningkatan rasio pembiayaan bermasalah atau non performing finance (NPF).
Kenaikan NPF ini pula yang menyebabkan bank syariah fokus bersih-bersih alias konsolidasi bisnis di tahun lalu. "Konsolidasi ini terjadi di dua bank umum syariah (BUS) terbesar sehingga sangat memengaruhi," ujar Edy, akhir pekan lalu.
Nah, selepas bersih-bersih pembiayaan macet, roda bisnis perbankan syariah berpotensi bisa melaju kencang di tahun ini. Hitungan OJK, dengan skala bisnis yang masih mini, perbankan syariah mampu tumbuh 20% saban tahun.
John Kosasih, Wakil Presiden Direktur BCA Syariah bilang, pihaknya memang sedang berkonsolidasi di tengah kondisi perekonomian yang melambat. Sehingga, pertumbuhan pembiayaan tidak terlalu ekspansif seperti dua tahun atau tiga tahun lalu.
"Pertumbuhan pembiayaan masih bisa di kisaran 15%-19%," ujar John kepada KONTAN, Minggu (24/5). Target tersebut bisa tercapai dengan mengacu pertumbuhan ekonomi diperkirakan tumbuh di kisaran 4%-5%.
Di sepanjang kuartal I-2015, pembiayaan BCA Syariah tumbuh 58%. Sebagai gambaran, berdasarkan data OJK, pembiayaan perbankan syariah menjadi Rp 200,71 triliun di kuartal I-2015, tumbuh tipis 8,51% ketimbang tahun 2014.
Sementara DPK yang dihimpun perbankan syariah meningkat dari Rp 180,94 triliun menjadi Rp 212,98 triliun. Angka ini tumbuh 17,70% secara tahunan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News