Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek pembiayaan syariah di industri multifinance dinilai masih menjanjikan dan berpotensi tumbuh sejalan dengan pertumbuhan pembiayaan konvensional.
Pengamat multifinance Jodjana Jody menilai bahwa tren pertumbuhan pembiayaan syariah mencerminkan respons positif dari masyarakat terhadap alternatif pembiayaan berbasis prinsip syariah.
“Pembiayaan syariah tumbuh beriringan dengan yang konvensional. Dalam praktiknya, multifinance biasanya menawarkan keduanya sesuai kebutuhan konsumen,” ujar Jody kepada Kontan, Selasa (24/6).
Baca Juga: Pembiayaan Syariah Adira Finance Capai Rp 2,9 Triliun hingga Mei 2025
Jody menilai bahwa prospek pembiayaan syariah saat ini cukup menjanjikan, seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap pembiayaan multiguna dan modal kerja.
Berdasarkan data terakhir Otoritas Jasa Keuangan (OJK), piutang pembiayaan syariah di industri multifinance tumbuh 9% secara tahunan menjadi Rp 28,82 triliun pada kuartal I-2025. Namun, pencapaian sejumlah pemain menunjukkan tren yang bervariasi.
Salah satu pemain yang memasarkan produk syariah adalah PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF). Hingga Mei 2025, CNAF mencatat penyaluran pembiayaan syariah sebesar Rp 1,12 triliun, turun 8% secara tahunan (year-on-year/YoY) dari Rp 1,22 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Presiden Direktur PT CIMB Niaga Auto Finance Ristiawan Suherman mengatakan, meskipun terjadi penurunan, potensi pembiayaan syariah tetap besar untuk dikembangkan. Terlebih, Indonesia sebagai negara dengan mayoritas penduduk Muslim menjadi pasar potensial untuk pembiayaan syariah.
“CNAF hadir sebagai solusi keuangan berbasis syariah untuk menjangkau lebih banyak nasabah. Kami melihat segmen ini tetap memiliki ruang pertumbuhan yang luas,” kata Ristiawan kepada Kontan, Jumat (20/6).
Dari sisi kontribusi, pembiayaan syariah menyumbang sekitar 25% dari total pembiayaan baru CNAF sebesar Rp 4,48 triliun per Mei 2025. Segmen kendaraan baru masih mendominasi portofolio syariah CNAF, dengan nilai Rp 1 triliun atau tumbuh 16% secara tahunan dari Rp 870 miliar.
CNAF juga menyiapkan sejumlah strategi untuk mendorong pertumbuhan, seperti perluasan produk dan layanan, termasuk pembiayaan emas (bullion), refinancing syariah, serta pembiayaan Haji ONH Plus dan Umrah.
Sementara itu, PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance) mencatat penyaluran pembiayaan syariah sebesar Rp 2,9 triliun hingga Mei 2025. Angka tersebut berkontribusi sekitar 22% terhadap total pembiayaan baru selama periode berjalan.
Baca Juga: Penyaluran Pembiayaan Syariah CNAF Capai Rp 1,12 Triliun per Mei 2025
Head of Investor Relation & Research Adira Finance, Sartika Lubis menyampaikan bahwa peningkatan minat masyarakat terhadap produk syariah menjadi faktor pendorong pertumbuhan penyaluran pembiayaan syariah.
“Tahun ini cukup positif didukung oleh peningkatan minat masyarakat terhadap produk keuangan berbasis prinsip syariah, yang sejalan dengan inklusi keuangan syariah yang terus meningkat,” ujarnya kepada Kontan.
Saat ini, pembiayaan otomotif masih mendominasi portofolio syariah Adira Finance dengan kontribusi sebesar 81%, sementara 19% sisanya berasal dari segmen non-otomotif.
Adira mengembangkan pasar syariah melalui komunitas, mendorong penjualan segmen non-auto, serta meningkatkan retensi pelanggan lewat perbaikan proses dan layanan.
Adapun PT Mandala Multifinance Tbk (Mandala Finance) mengklaim adanya tren pertumbuhan pada penyaluran pembiayaan syariah hingga pertengahan tahun ini. Kinerja ini sejalan dengan pertumbuhan pembiayaan secara keseluruhan yang naik 4% YoY.
Baca Juga: Bank Mega Syariah Catat Pembiayaan Konsumer Lebih dari Rp 482 Miliar per Mei 2025
Direktur Keuangan Mandala Finance, Roberto AK Un mengatakan, pertumbuhan pembiayaan syariah ditopang oleh permintaan tinggi pada segmen motor baru dan bekas, serta pembiayaan multiguna yang banyak dimanfaatkan UMKM.
“Kami melihat faktor pendorong piutang pembiayaan syariah karena meningkatnya kesadaran masyarakat akan pembiayaan berbasis syariah, dukungan regulasi pemerintah terhadap industri keuangan syariah serta diversifikasi portofolio pembiayaan,” kata Roberto kepada Kontan, Jumat (20/6).
Mandala menargetkan kontribusi pembiayaan syariah bisa mencapai 30%–40% dari total pembiayaan tahun ini. Untuk itu, mereka terus memperluas titik layanan syariah, terutama di wilayah dengan preferensi tinggi terhadap prinsip syariah.
“Langkah ini memungkinkan kami untuk lebih mendekatkan layanan syariah kepada masyarakat, serta memperluas jangkauan pasar yang terus berkembang,” ujarnya.
Selanjutnya: Hasil ES Tunis vs Chelsea 0-3: Liam Delap Cetak Gol Debut
Menarik Dibaca: Simak Ramalan Zodiak Keuangan dan Karir Besok Kamis, 26 Juni 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News