kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.199   -19,00   -0,12%
  • IDX 7.101   4,31   0,06%
  • KOMPAS100 1.062   -0,16   -0,01%
  • LQ45 836   -0,04   -0,01%
  • ISSI 215   0,08   0,04%
  • IDX30 427   0,29   0,07%
  • IDXHIDIV20 515   1,86   0,36%
  • IDX80 121   -0,07   -0,06%
  • IDXV30 125   -0,20   -0,16%
  • IDXQ30 143   0,19   0,13%

Penempatan aset di asuransi jiwa dan dapen susut


Rabu, 24 September 2014 / 17:10 WIB
Penempatan aset di asuransi jiwa dan dapen susut
ILUSTRASI. Presiden Jokowi menanam padi di Kawasan Daulat Pangan Serikat Petani Indonesia di Desa Senori, Kecamatan Merakurak, Tuban, Jawa Timur (6/4/2023).


Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Allianz Global Wealth Report edisi kelima melansir, aset bruto finansial global mencetak rekor baru sebesar 118 triliun euro di sepanjang tahun lalu. Itu berarti, pertumbuhan 9,9% ketimbang tahun sebelumnya. Meski demikian, kawasan Asia, kecuali Jepang, mengalami penurunan.

Laporan yang menyoroti situasi aset dan utang rumah tangga pribadi di lebih dari 50 negara di dunia yang dilakukan Allianz menyebut, pertumbuhan aset tercatat melambat di negara-negara berkembang, seperti Amerika Latin. Di kawasan Asia, kecuali Jepang, tingkat pertumbuhan juga melambat, meski masih tercatat cukup baik, yaitu 16,8%.

Di Indonesia, aset finansial bruto pada rumah tangga meningkat 16,3%, sejalan dengan pertumbuhan kawasan. Deposito masih menjadi instrumen yang paling banyak diminati, dengan portofolio sebesar 50% dari total aset. Yang menarik, asuransi jiwa dan dana pensiun malah menyusut dan kurang dari 20%.

Namun demikian, Michael Heise, Chief Economist Allianz mengatakan, dari aspek jangka panjang, pertumbuhan aset di Indonesia akan terus spektakuler. “Pertumbuhan aset sebesar 16,4% per tahun sejak akhir tahun 2000 menjadikan Indonesia sebagai negara dengan rata-rata pertumbuhan tertinggi ketiga di kawasan, setelah Tiongkok dan India,” ujarnya melalui siaran pers, Rabu (24/9).

Secara global, pertumbuhan aset finansial bersih (aset finansial bruto dikurangi kewajiban) mencapai 12,4%. Dalam peringkat negara-negara terkaya, beberapa negara mengalami perubahan posisi yang disebabkan oleh efek nilai tukar. Swiss tetap berada di posisi teratas, sedangkan Indonesia berada di peringkat ke 52, di bawah Tiongkok dan India, dengan rata-rata total aset finansial per kapita sebesar 609 euro.

Hasil analisis ini menunjukkan, sejak awal tahun 2000, penyebaran populasi kelas menengah telah meningkat dua kali di Amerika Latin, tiga kali lipat di Eropa Timur, dan 600% di Asia. Faktor utama dari pertumbuhan ini berasal dari Tiongkok. Ini membuktikan banyak kelas menengah global saat ini datang dari kawasan Asia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×