Reporter: Ferry Saputra | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mandala Multifinance (MFIN) atau Mandala Finance menyebut penerbitan surat berharga oleh multifinance pada tahun ini terbilang menantang.
Managing Director Mandala Finance Christel Lasmana menyebut tantangan penerbitan obligasi itu adalah akibat persaingan likuiditas di pasar.
"Oleh karena itu, demi menghindari ketergantungan terhadap satu sumber pendanaan, seperti obligasi dan surat berharga lainnya, kami berupaya menangani hal tersebut dengan mengoptimalkan pendanaan dari sumber lainnya, seperti kas internal dan perbankan," kata Christel kepada Kontan, Kamis (20/2).
Meski ada tantangan menghadang, Christel menyampaikan Mandala Finance berencana menerbitkan obligasi dan sukuk pada tahun ini. Namun, penerbitan itu akan disesuaikan dengan rencana target pendanaan perusahaan ,serta kebutuhan target penyaluran pembiayaan.
"Tentunya rencana penerbitan surat berharga juga dilakukan untuk mendukung berbagai inisiatif dan kegiatan operasional bisnis, serta sebagai keperluan modal kerja dalam menjangkau dan menyalurkan kredit yang tepat guna kepada masyarakat," tuturnya.
Baca Juga: Pefindo Catat Penerbitan Surat Utang Multifinance Rp 30,92 Triliun Sepanjang 2024
Terkait pendanaan offshore, Christel melihat prospek pendanaan offshore sangat bergantung pada dinamika pasar global, termasuk kebijakan moneter dan inflasi global. Namun, sampai saat ini, dia menerangkan Mandala Finance belum memiliki rencana untuk melakukan pendanaan offshore.
"Sumber pendanaan Mandala masih berasal dari internal kas, perbankan, dan surat berharga," ujarnya.
Christel mengatakan Mandala Finance juga menerapkan berbagai strategi untuk mengatur pendanaan, yaitu dengan mencari sumber yang memiliki bunga kompetitif dan menjaga komposisi yang berimbang antara berbagai sumber pendanaan tersebut.
Sebagai informasi, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mencatat penerbitan surat utang oleh multifinance sepanjang 2024 mencapai Rp 30,92 triliun. Fixed Income Analyst Pefindo Ahmad Nasrudin menyampaikan nilai itu lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya.
"Lebih rendah 5,64%, jika dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 32,77 triliun," ujarnya kepada Kontan, Kamis (20/2).
Baca Juga: Surat Utang Multifinance Bakal Semarak
Lebih lanjut, Ahmad menerangkan akan ada surat utang yang jatuh tempo dari industri multifinance senilai Rp 30,60 triliun. Nominal tersebut mencakup 18,98% dari total surat utang yang jatuh tempo pada 2025 atau nilainya Rp 161,21 triliun.
Adapun penerbitan surat utang multifinance hingga Januari 2025 masih terbilang sepi. Nilainya baru sebesar Rp 0,80 triliun.
Selanjutnya: Menakar Kehadiran Danantara Terhadap Nasib Emiten di BEI
Menarik Dibaca: Promo Guardian 20 Februari-5 Maret 2025, Cairan Softlens Tambah Rp 1.000 Dapat 2
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News