Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mencatat realisasi surat utang korporasi menyentuh angka Rp 61,1 triliun hingga Agustus 2021. Sektor multifinance dan pembiayaan khusus mendominasi dengan nilai penerbitan masing-masing mencapai Rp 12,2 triliun dan Rp 9,1 triliun.
Analyst Fixed Income Pefindo Ahmad Nasruddin mengungkapkan, kebanyakan korporasi menggunakan dana penerbitan surat utang tersebut untuk modal kerja 51,3%. Menyusul pembiayaan kembali (refinancing) 34,9%, investasi 3,7% dan lain - lain 10,1%.
"Kalau dari sisi penerbitan sejauh ini lebih banyak untuk kebutuhan modal kerja dan refinancing. Artinya, itu bukan untuk kebutuhan - kebutuhan ekspansi," kata Nasruddin, dalam keterangan secara virtual, dikutip pada Senin (20/9).
Selain memenuhi dua kebutuhan itu, banyak perusahaan juga memanfaatkan suku bunga acuan yang rendah di level 3,5%. Hal ini membuat ruang yield obligasi korporasi juga tetap rendah.
Baca Juga: Laris Manis! MTN BRI Finance oversubscribe
Meski demikian kebutuhan ekspansi multifinance masih menunggu perkembangan sektor riil. Ia tetap percaya penerbitan obligasi tahun ini semakin baik seiring menurunnya kasus Covid-19, adanya program vaksinasi dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). "Kami berharap, dari September sampai akhir 2021, pertumbuhan ekonomi dan sektor riil lebih bagus," tutupnya.
PT BRI Multifinance Indonesia misalnya, menerbitkan senilai Rp 500 miliar. Surat utang bertajuk MTN II BRI Finance tahun 2021 ini memberi bunga tetap 6,4% per tahun. Sementara jangka waktu penerbitan MTN ini tiga tahun.
Direktur Utama BRI Finance Azizatun Azhimah mengatakan, penerbitan surat utang ini sebagai upaya perusahaan melakukan diversifikasi sumber pendanaan untuk mendukung pertumbuhan bisnis perusahaan.
"Penerbitan MTN ini sangat diminati oleh investor. Terbukti dengan banyaknya investor yang berminat pada penerbitan MTN II BRI Finance dengan rating AA dari Pefindo hingga mengalami oversubscribe," kata Azizatun.
Menurutnya, momentum penerbitan surat hutang dinilai tepat di tengah tingkat suku bunga pasar yang relatif rendah, ketersediaan likuiditas pasar yang melimpah dan turunnya ekspansi banyak korporasi akibat pandemi. Disertai dengan minimnya jumlah penerbitan surat utang korporasi dibandingkan sebelum Covid-19.
Baca Juga: WOM Finance lunasi obligasi senilai Rp 328 miliar
Rencananya, dana penerbitan tersebut akan digunakan seluruhnya untuk ekspansi pembiayaan baru. Saat ini BRI Finance terus mengembangkan bisnisnya baik untuk pembiayaan otomotif seperti mobil, motor dan kendaraan transportasi lain. Lalu bisnis barang-barang modal, refinancing, modal kerja dan sewa operasi kendaraan.
Tak mau kalah, PT Bussan Auto Finance juga menerbitkan Obligasi Berkelanjutan I Tahap III Tahun 2021 dengan jumlah pokok sebanyak - banyaknya Rp 775 miliar. Obligasi ini diterbitkan dalam dua seri.
Seri A memiliki jumlah pokok Rp 150 miliar dengan bunga tetap 3,75% per tahun dan frekuensi pembayaran bunga setiap tiga bulan sekali. Surat utang ini jatuh tempo pada 5 Oktober 2022 dan tenor selama 367 hari.