kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.948.000   47.000   2,47%
  • USD/IDR 16.541   37,00   0,22%
  • IDX 7.538   53,43   0,71%
  • KOMPAS100 1.059   10,21   0,97%
  • LQ45 797   6,35   0,80%
  • ISSI 256   2,43   0,96%
  • IDX30 412   3,30   0,81%
  • IDXHIDIV20 468   1,72   0,37%
  • IDX80 120   1,05   0,88%
  • IDXV30 122   -0,41   -0,34%
  • IDXQ30 131   0,79   0,61%

Penyaluran BNPL Perusahaan Pembiayaan Tumbuh Signifikan, Begini Penjelasan APPI


Minggu, 03 Agustus 2025 / 14:38 WIB
Penyaluran BNPL Perusahaan Pembiayaan Tumbuh Signifikan, Begini Penjelasan APPI
ILUSTRASI. Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno. Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) melihat pertumbuhan penyaluran Buy Now Paylater (BNPL) oleh perusahaan pembiayaan pada Mei 2024. adalah sesuatu yang wajar.


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) angkat bicara menanggapi tren pertumbuhan penyaluran Buy Now Paylater (BNPL) oleh perusahaan pembiayaan pada Mei 2024. Mereka menganggap hal ini merupakan sesuatu yang wajar.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat total penyaluran pembiayaan Buy Now Pay Later (BNPL) dari 9 perusahaan pembiayaan mencapai Rp 8,58 triliun per Mei 2025. Nilainya tumbuh signifikan sebesar 54,26% secara Year on Year (YoY).

Ketua Umum APPI Suwandi Wiratno mengatakan BNPL merupakan layanan yang terbilang masih muda di industri perusahaan pembiayaan dan basis angka penyalurannya juga masih terbilang kecil. Tentu berbeda dengan pembiayaan segmen lainnya di industri pembiayaan. Jadi, dia bilang ketika basis angka penyalurannya yang masih kecil itu meningkat drastis, tentu membuat persentasenya juga akan menjadi sangat besar.

"Mulainya dari tidak ada apa-apa, lalu tumbuh 10% hingga 20% itu wajar. Kalau angkanya sudah ratusan triliun, tentu berat untuk tumbuh 10%," ujarnya saat ditemui di kawasan Jakarta Pusat, Jumat (1/8/2025).

Baca Juga: OJK Catat Jumlah Rekening Pengguna BNPL Perusahaan Pembiayaan 17,30 Juta per Mei 2025

Meski mengalami pertumbuhan signifikan, Suwandi mengapresiasi masih terjaganya tingkat kredit macet atau Non Performing Financing (NPF) BNPL. Artinya, perusahaan pembiayaan yang bergerak di bisnis BNPL bisa mengelola risiko dengan baik. Adapun NPF gross BNPL perusahaan pembiayaan per Mei 2025 sebesar 3,74%.

"Artinya apa? Terjaga. Itu yang dijaga oleh regulator juga," tuturnya.

Menurutnya hal tersebut tak terlepas dari perusahaan pembiayaan yang sadar bahwa risiko kredit macet ada pada mereka. Hal itu berbeda dengan layanan BNPL di industri fintech peer to peer (P2P) lending

Dia menjelaskan kalau BNPL di fintech P2P lending, perusahaan tidak menanggung kalau ada risiko kredit macet. Alhasil, pemberi dana yang nanti akan menanggung risikonya karena platform hanya sebagai penyalur dana saja.

"Kalau perusahaan pembiayaan, mereka harus punya capability (kemampuan) untuk menanggung risiko kalau ada macet. Sebab, konsepnya multifinance dan layanan BNPL sebenarnya beli barang lalu bayar dicicil dengan tenor jangka pendek. Kalau mobil, itu pinjaman dengan tenor jangka panjang," tuturnya.

Baca Juga: Akhir 2025, Pembiayaan BNPL Berpotensi Menggunguli Pembiayaan Kendaraan

Lebih lanjut, Suwandi menyampaikan para pengguna BNPL perusahaan pembiayaan juga harus memahami kewajiban mereka untuk membayar cicilan. Dia bilang jangan sampai mudah menggunakan layanan BNPL, tetapi kemampuan pembayaran kembalinya itu tidak ada. 

"Ujung-ujungnya bisa kena Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) sebagai kredit macet. Jadi, perlu diedukasi juga. Jangan gaya lebih besar dari kemampuan," kata Suwandi.

Senada dengan APPI, Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK Agusman menerangkan pertumbuhan BNPL perusahaan pembiayaan yang signifikan tersebut dikarenakan basis angka penyalurannya masih terbilang kecil. 

"Jadi, basis angka yang masih kecil itu membuat persentasenya akan menjadi sangat besar jika terjadi sedikit peningkatan," ungkap Agusman saat menghadiri forum industri non bank di kawasan Jakarta Pusat, Jumat (1/8/2025).

Selanjutnya: Laut Jawa Krisis Ikan! Nelayan Geser Melaut ke Timur dan Barat Indonesia

Menarik Dibaca: Waspadai Anak yang Menggunakan Chatbot AI dan Teman Virtual di Era Digital

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

[X]
×