Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Ruisa Khoiriyah
JAKARTA. Bank beraset terbesar kesepuluh di Tanah Air yakni PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) sejauh ini dikenal publik sebagai leader di industri kredit perumahan. Semester I-2011 lalu, BTN berhasil membukukan pertumbuhan kredit 21,45% year on year. Namun, kenaikan ini ternyata tidak dibarengi peningkatan porsi penyaluran kredit ke sektor perumahan.
BTN mencatat penurunan porsi kredit perumahan menjadi 89,5% dari total penyaluran kredit dia semester I-2011 Rp 56,49 triliun. Di periode yang sama tahun sebelumnya, porsi kredit perumahan BTN masih sebesar 92%. Adapun porsi penyaluran kredit non perumahan naik dari 8% per Juni 2010, menjadi 10,5% per Juni 2011.
"Kami (BTN) menargetkan kredit tumbuh 27% sampai akhir tahun," kata Direktur Utama BTN Iqbal Lantaro, dalam paparan kinerja BTN triwulan kedua tahun 2011, Rabu (20/7).
Walaupun kredit mengalami kenaikan, posisi kredit macet (non performing loan/NPL) pada Juni tahun 2011 juga ikut naik sebesar 3,65% nett dan 4,35% gross, dari periode yang sama tahun lalu sebesar 3,42% nett dan 4,11% gross. Iqbal mengakui, NPL pada awal semester tahun ini mengalami kenaikan, namun siklus menjelang akhir tahun akan mengalami penurunan. Oleh karena itu, sampai akhir tahun bank berkode saham BBTN ini akan menekan kredit macet menjadi 3,00%.
Perolehan dana pihak ketiga (DPK) BTN naik 27,5% menjadi Rp 51 triliun pada Juni tahun ini, dari Rp 40 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Dengan porsi deposito (dana mahal) naik menjadi 68,4% pada Juni 2011 ini, dari 68,3% pada periode yang sama tahun lalu. Sedangkan, porsi tabungan dan giro (dana murah) masing-masing sebesar 20,1% dan 11,5% pada Juni tahun ini, dan pada tahun 2010 masing-masing sebesar 22,0% dan 9,7%.
Direktur KPR dan Konsumer BTN Irman A. Zahiruddin menambahkan, pada akhir tahun porsi dana murah akan dinaikan dari 31,6% pada semester satu tahun kelinci ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News