kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Per September, pertumbuhan uang beredar melambat


Kamis, 05 November 2015 / 15:10 WIB
Per September, pertumbuhan uang beredar melambat


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Berdasarkan data yang dirilis Bank Indonesia (BI), pertumbuhan likuiditas perekonomian uang beredar dalam arti luas atau M2 per September 2015 mengalami perlambatan dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Pada September 2015, posisi uang beredar dalam arti luas tercatat sebesar Rp 4.507,9 triliun. Angka ini tumbuh 12,7% secara tahunan atau melambat dibandingkan Agustus 2015 yang tumbuh sebesar 13,3% secara tahunan.

Bank sentral melansir, melambatnya pertumbuhan uang beredar dalam arti luas bersumber dari perlambatan pertumbuhan uang kartal dan simpanan giro rupiah (M1) dan dana simpanan berjangka dan tabungan dalam denominasi rupiah maupun valas serta simpanan giro valuta asing (uang kuasi). Sementara komponen surat berharga selain saham tercatat meningkat.

Komponen M1 (uang kartal dan giro rupiah) tercatat sebesar Rp 1.063,0 triliun atau tumbuh melambat menjadi 12% per September 2015 secara tahunan dari 14,6% (yoy) pada Agustus 2015.

Hal ini utamanya didorong faktor melambatnya pertumbuhan giro rupiah. Hal ini sejalan dengan perkiraan melemahnya konsumsi sebagaimana terindikasi dari Indeks Keyakinan Konsumen yang menurun pada September 2015.

Posisi Uang Kuasi tercatat sebesar Rp 3.425,6 triliun atau tumbuh 12,5% per September 2015 secara tahunan. Angka ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan Agustus 2015 yang tumbuh 12,7% secara yoy.

Melambatnya pertumbuhan Uang Kuasi terutama dalam bentuk simpanan berjangka (rupiah dan valas) dan giro valas sektor swasta. Sementara tabungan (rupiah dan valas) tumbuh meningkat.

Sejalan dengan perkembangan tersebut, penghimpunan simpanan masyarakat di bank atau dana pihak ketiga (DPK) juga mengalami perlambatan pada September 2015.

Posisi simpanan masyarakat di bank (DPK) tercatat sebesar Rp 4.322,2 triliun atau tumbuh 11,5% per September 2015 secara yoy. Angka ini melambat dibandingkan dengan Agustus 2015 yang mencapai 12,6% secara yoy. Hal ini sejalan dengan masih melambatnya pertumbuhan ekonomi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×