Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Ketua Perhimpunan Bank-Bank Umum Nasional (Perbanas) Sigit Pramono menyatakan, pemerintah melalui Kementerian Negara Badan Umum Milik Negara (BUMN) perlu menyiapkan dua rencana mega-merger perbankan.
Cara ini dapat dilakukan dengan menggabungkan PT Bank Mandiri Tbk dengan PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk, menjadi BNI-Mandiri. Bank hasil penggabungan ini, kata Sigit, dapat mengakuisisi PT Bank Tabungan Negara (BTN) Tbk dan menjadikannya sebagai anak perusahaan BNI-Mandiri yang tetap fokus pada pembiayaan perumahan rakyat.
Selanjutnya, kata Sigit, semua portofolio kredit perumahan dari BNI dan Bank Mandiri diserahkan kepada BTN. Mega-merger BNI-Mandiri tetap dikembangkan menjadi bank komersial yang kuat dan harus menjadi pemain besar dan tangguh di Asean bahkan hingga ke luar Asean.
"Seiring dengan merger tersebut, pemerintah harus menambah modal BNI-Mandiri agar lebih mampu bersaing di pasar Asean dengan bank-bank lain di Asean seperti milik Singapura, Malaysia dan Thailand," kata Sigit dalam peluncuran buku berjudul 'Mimpi Punya Bank Besar', Rabu (15/10).
Mega-merger selanjutnya adalah menggabungkan bank pembangunan daerah (BPD) milik pemerintah provinsi di seluruh Indonesia dengan Bank Pembanguan Indonesia (BPI). Dalam hal ini, kata Sigit, pemerintah provinsi baik Gubernur maupun Walikota, menjadi pemegang saham di BPI.
"Harus diupayakan agar pemerintah pusat dan pemerintah daerah tidak boleh melakukan intervensi langsung dalam kepengurusan dan pengelolaan BPI,"
Dengan cara itu, kata Sigit, semua BPD melalui BPI akan dikembalikan fungsinya menjadi bank yang benar-benar sesuai dengan tujuan awal pendiriannya, yaitu membangun daerah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News