Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan berkomitmen mengejar target rasio kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sejalan dengan Bank Indonesia (BI) yang mewajibkan perbankan untuk meningkatkan rasio penyaluran kreditnya ke sektor UMKM secara bertahap.
Rasio penyaluran tersebut sebesar 20% pada tahun 2022, 25% pada 2023 dan 30% pada tahun 2024.
Kendati berdasarkan analisis uang beredar BI, tren pertumbuhan kredit UMKM terus melambat. Per April hanya mencapai Rp 1.274,8 triliun atau hanya tumbuh 6,6% secara tahunan, dari periode sama tahun sebelumnya yang tercatat tumbuh 16,9%, juga melandai menjadi 10,2% pada Desember 2022, dan 8,5% pada Maret 2023.
Pertumbuhan kredit UMKM ini hanya ditopang oleh segmen mikro, yang meningkat 38,4% secara tahunan, pertumbuhan ini tercatat lebih kecil dari pertumbuhan Maret lalu, yang mencapai 43,9%.
Baca Juga: BRI Finance Terbitkan Obligasi Rp 500 Miliar, untuk Biayai Ekspansi Bisnis
Pengamat perbankan SVP, Head of Research Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan menilai, melambatnya penyaluran kredit UMKM di bulan April karena ekonomi yang belum sepenuhnya membaik dan pelaku industri serta perbankan cenderung berhati-hati dalam meningkatkan usaha dan menyalurkan kredit.
"NPL kredit UMKM sepertinya juga akan melandai dan cenderung berkurang siring dengan melandainya suku bunga, diharapkan dapat turun pada kuartal III tahun 2023," kata Trioksa kepada kontan.co.id, Kamis (15/6).
Walau begitu, Trioksa menyebut, tren ke depannya pasti akan kembali bergairah dan bank perlu menyasar penyaluran kredit UMKM ke berbagai segmen UMKM, bukan hanya di kota namun juga di pedesaan serta menyasar berbagai segmen yang potensial.
"Walau belum terlihat bankable secara dokumentasi seperti UMKM yang masih mencatat keuangan secara sederhana namun sudah terbukti menghasilkan dan dapat meningkatkan skala ekonominya," sambungnya.
Di sisi lain, kata Trioksa bila melihat pencapaian saat ini dan kondisi perekonomian saat ini yang cenderung melambat sepertinya agak sulit untuk perbankan mencapai rasio penyaluran kreditnya ke sektor UMKM.
"Namun seiring dengan membaiknya ekonomi dan suku bunga sudah mulai melandai dan kemungkinan siap untuk turun di kuartal ketiga tahun 2023, maka penyaluran kredit UMKM dapat kembali meningkat," imbuhnya.
PT Bank Negara Indonesia (BNI) menjadi salah satu bank yang berkomitmen Penuhi Target Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial (RPIM) atau rasio penyaluran kredit ke sektor UMKM.
Direktur Retail Banking BNI Putrama Wahju Setiawan mengatakan, perseroan menargetkan RPIM mencapai 28,8% pada 2023. Adapun realisasinya hingga pertengahan tahun ini mencapai 28,05% dengan total kredit ke sektor UMKM sebesar Rp123 triliun.
Baca Juga: Strategi Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Jadi Perusahaan Terbesar Indonesia Versi Forbes