kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perbankan kompak pangkas target bisnis gara-gara pandemi Covid-19


Rabu, 24 Juni 2020 / 20:24 WIB
Perbankan kompak pangkas target bisnis gara-gara pandemi Covid-19
ILUSTRASI. Petugas teller melayani nasabah Bank BCA Tangerang Selatan, Senin (1/7). Bank BCA mencatatkan tingkat kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) per April 2019 berkisar 1,4% sampai 1,5% secara total/pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/01/07/2019


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan tengah bersiap melaporkan revisi rencana bisnisnya tahun ini kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di pengujung semester I-2020. Dampak pandemi corona (Covid-19) bikin mereka kompak memangkas target.

PT Bank Central Asian Tbk (BBCA) misalnya juga siap mengubah target bisnisnya tahun ini akibat pandemi. Sayangnya EVP Secretariat and Corporate Communication BCA Hera F Haryn masih enggan membocorkan target bisnis anyar perseroan.

“Hingga kini masih dalam proses finalisasi, kami juga terus berkoordinasi secara internal, sekaligus dengan stakeholders, dan regulator,” katanya kepada Kontan.co.id, Rabu (24/6).

Baca Juga: Duh, ekspansi kredit Himbara lewat skema bank mitra dinilai berisiko tinggi, kenapa?

Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) Pahala N. Mansury juga menyatakan hal serupa pihaknya memastikan bakal memangkas target bisnisnya tahun ini.

“Kami akan ajukan revisi rencana bisnis bank (RBB), kredit kami perkirakan masih bisa tumbuh hingga 5%, sementara dana pihak ketiga (DPK) sekitar 7%,” katanya kepada Kontan.co.id.

Sebelum pandemi datang, bank dengan bisnis utama di segmen kredit perumahan ini menargetan pertumbuhan kreditnya hingga 10%. Target laba hingga Rp 2,5 triliun tahun ini juga disebut Pahala bakal dipangkas.

Pahala masih optimistis bisa meraih target pertumbuhan yang positif, meskipun hingga April 2020 kredit perseroan masih tercatat negatif 1,73% (ytd). Alasannya baru menerima tambahan alokasi fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) untuk 146.000 unit rumah. Ini akan jadi bekal ekspansi kredit perseroan.




TERBARU

[X]
×