Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun depan, perbankan nampaknya masih kurang berminat untuk memperbanyak jaringan kantor cabang. Alasannya tak lain karena bank di Tanah Air lebih memilih untuk mendorong sistem digital dan memperkuat teknologi informasi (TI). Selain lebih murah, cara tersebut juga dinilai lebih praktis dan mudah untuk diterapkan dibandingkan membangun infrastruktur secara konvensional.
Ambil contoh, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) yang menyebut bahwa saat ini transaksi di kantor cabang sudah turun 30% secara tahunan. Deputy General Manager Divisi Pengelolaan Jaringan BNI Giri Dwi Susanto menilai di tahun 2020 pihaknya lebih memilih untuk mendorong mobile banking. Perseroan juga tidak punya rencana untuk memperbanyak jumlah mesin anjungan tunai mandiri (ATM).
Baca Juga: BI tahan suku bunga acuan di level 5%
"Kami tidak akan menambah ATM, kalaupun menambah pasti CRM (Cash Recycle Machine)," katanya saat ditemui di Jakarta, Kamis (19/12).
Di samping itu, Giri juga menyebut penambahan kantor cabang baru juga kini sudah dibatasi perusahaan. Alasannya, perseroan memilih untuk fokus memanfaatkan sarana digital yakni e-channel untuk memenuhi kebutuhan transaksi nasabah.
Adapun saat ini BNI tercatat memiliki total kantor cabang sekitar 1.915 kantor di seluruh Indonesia. Di samping itu, sebagai upaya akuisisi nasabah baru, bank berlogo 46 ini juga sudah meluncurkan mesin smart kios atau layanan pembukaan rekening melalui mesin yang bernama BNI Sonic. Lewat layanan tersebut, nasabah diperkenankan untuk membuka rekening secara digital dan hanya memakan waktu tiga menit.
Menurut catatan Giri, saat ini jumlah mesin BNI Sonic sudah berjumlah 125 yang terletak di beberapa kantor cabang dan pusat perbelanjaan. "Kami lebih banyak mendorong e-channel kami di tahun depan," ujarnya.
Baca Juga: Libur Nataru, BNI tetap operasikan 72 outlet
Sebagai informasi tambahan, Per November 2019 Bank BNI sudah memiliki 15.849 mesin ATM tarik tunai, 1.774 mesin CRM dan 1.001 mesin ATM non tunai. Untuk menunjang kebutuhan ekspansi tersebut, bank bersandi saham BBNI ini juga sudah menyiapkan dana sebesar Rp 1,13 triliun untuk belanja modal TI di tahun 2020.
PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) juga punya rencana serupa. Direktur Teknologi Operasional dan TI Bank BTN Andi Nirwoto memastikan di tahun depan pihaknya belum akan menambah kantor cabang.
Pasalnya, di tahun depan BTN akan lebih fokus untuk membangun ekosistem TI, salah satunya dengan mendorong manajemen Application Programming Interface (API) untuk menggandeng perusahaan teknologi finansial maupun rintisan yang bergerak di bidang kredit pemilikan rumah (KPR).
Sementara dari sisi funding, bank bersandi saham BBTN ini akan fokus mendorong digital banking dengan harapan dapat menggaet lebih banyak nasabah baru. Menurut Andi, pihaknya juga sudah menganggarkan belanja modal TI sebesar Rp 500 miliar di tahun depan. Jumlah tersebut diakuinya naik sekitar 20% dibandingkan anggaran di tahun ini yang ada di kisaran Rp 300 miliar hingga Rp 400 miliar.
Begitu pula dengan mesin ATM, BTN memilih untuk memanfaatkan integrasi dengan bank pelat merah lainnya di ATM Merah Putih (Link). Sedangkan untuk mesin Electronic Data Capture (EDC) juga tidak akan ditambah, lantaran perseroan berniat untuk mendorong pembayaran melalui teknologi Quick Respon (QR).
Adapun, saat ini jumlah outlet Bank BTN sudah mencapai 900 kantor yang terdiri dari kantor cabang pembantu, kantor kas dan kantor cabang utama. "Mungkin jumlahnya tidak akan lebih dari saat ini (tahun depan)," tegasnya, Rabu (18/12) malam.
Baca Juga: Indonesia Infrastructure Finance targetkan pembiayaan Rp 14,5 triliun pada tahun 2020
Anggaran operasional terkait TI pun juga tak kalah besar, menurut Andi total Operation Expenditure (OPEX) BTN di tahun depan ada di bawah Rp 500 miliar.
Setali tiga uang, PT Bank Mandiri Tbk menyebut akan lebih fokus meningkatkan produktivitas kantor cabang maupun e-channel. Direktur Consumer & Retail Transaction Bank Mandiri Hery Gunardi bilang pihaknya tidak punya rencana untuk menambah kantor. "Kalau ada, kemungkinan hanya relokasi. EDC juga tidak akan ditambah, lebih ke optimalisasi bisnis saja," terangnya kepada Kontan.co.id, Kamis (19/12).
Sebagai catatan saja, hingga September 2019 jumlah jaringan ATM Bank Mandiri telah mencapai 18.291 ATM. Di mana 16.298 ATM sudah tergabung dalam ATM Link. Adapun di tahun 2020, Bank Mandiri berencana untuk meng-upgrade 1000 ATM Tarik Tunai menjadi ATM Setor Tarik guna memudahkan nasabah melakukan penyetoran tanpa harus dibatasi jam operasional cabang.
Hery menjelaskan, dengan menjamurnya fintech di Indonesia, budaya transaksi masyarakat saat ini sudah lebih banyak menggunakan telepon pintar atau tanpa kartu (card less). Sebagai tambahan, sampai dengan kuartal III 2019 total kantor cabang Bank Mandiri mencapai 2.593 kantor menurun dari akhir tahun 2018 yang sebanyak 2.632 kantor.
Baca Juga: BI prediksi defisit transaksi berjalan 2019 sekitar 2,7% PDB
Adapun, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga mencatat per September 2019 total kantor cabang bank umum berjumlah 31.195 kantor. Angka tersebut menurun dari periode sebelumnya yang mencapai 31.738 kantor atau berkurang 544 kantor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News