kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Perbankan optimistis bisnis cash management tumbuh dua digit


Kamis, 23 Januari 2020 / 08:51 WIB
Perbankan optimistis bisnis cash management tumbuh dua digit
ILUSTRASI. Petugas teller PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk melayani nasabah.


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek bisnis pengelolaan kas atau cash management masih masih cukup menjanjikan bagi perbankan. Pengelolaan kas masih menjadi salah satu andalan bank dalam memacu pendapatan berbasis komisi (fee based income/FBI).

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) misalnya optimis melihat potensi bisnis cash management tahun 2020 masih menjanjikan. Bisnis tersebut diperkirakan masih akan tumbuh bagus, melanjutkan pertumbuhan pada tahun sebelumnya.

Baca Juga: BRI dan Bank Mandiri targetkan bisnis cash management tumbuh tinggi tahun ini

Sepanjang 2019, BNI mencatatkan transaksi pengelolaan kas sebanyak 28,2 juta transaksi dengan jumlah 63.000 nasabah. Nilai transaksi mencapai Rp 2,409 triliun atau tumbuh 50% year on year (yoy).

Dari bisnis pengelolaan kas, BNI mencatatkan fee based income sebesar Rp 267 miliar atau tumbuh 6,7% yoy. Pencapaian itu melebihi target BNI sebelumnya Rp 250 miliar.

Sementara tahun ini, Pemimpin Divisi Jasa Transaksional BNI Agung Kurniawan mengatakan, BNI meningkatkan transaksi cash management tahun ini sebesar 35 juta transaksi atau tumbuh 28,11% dibandingkan tahun lalu.

"Adapun nilai transaksi ditargetkan Rp 2.800 triliun. Sementara fee based income ditargetkan tumbuh 10%," kata Agung kepada Kontan.co.id baru-baru ini.

BNI melihat potensi bisnis masih sangat besar. Secara umum, Agung bilang, tetap ada peluang bagi BNI untuk terus berkembang, termasuk untuk virtual account yang sudah fokus bisnis BNI sejak dua tahun lalu. Jumlah perusahaan yang menggunakan fitur Virtual Account BNI saat ini mencapai sekitar 3.500 nasabah.

Ke depan, BNI akan fokus untuk solusi ekosistem setiap bisnis dan juga menggarap smart city, serta peningkatan kolaborasi dengan e-commerce maupun fintech sehingga diharapkan pertumbuhan cash management BNI semakin meningkat dan juga untuk mengakomodir kebutuhan customer.

Senada, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) juga optimistis tahun ini. Bank ini menperkirakan cash management masih akan tumbuh bagus melanjutkan pertumbuhan signifikan yang sudah ditorehkan BRI pada tahun lalu.

Pada tahun 2019, BRI berhasil mencatatkan transaksi cash management sebesar 57 juta atau tumbuh 22,3% dengan total volume sebesar Rp 2.634 triliun atau tumbuh 31,3%.

Agus Noorsanto, Direktur Kelembagaan dan BUMN BRI mengatakan, pihaknya membukukan fee based income sebesar Rp 117,9 miliar dari bisnis tersebut pada tahun 2019. Hasil tersebut melesat 57% dibandingkan perolehan pada tahun sebelumnya.

Baca Juga: OJK optimistis kolaborasi fintech dengan perbankan akan bersinergi kuat

Sementara pada tahun ini, BRI menargetkan transaksi bisnis cash management system (CMS) bisa mencapai 66 juta atau meningkat sekitar 15% yoy dengan volume transaksi mencapai Rp 3.000 triliun.

"Bisnis CMS masih sangat berpotensi untuk dikembangkan mengingat cash management merupakan kebutuhan vital di bidang treasury setiap perusahaan, dengan fitur-fitur terkait fund transfer, payment, forex, dan liquidity management dalam berbagai mata uang," jelas Agus.

Adapun pendapatan fee dari bisnis ini ditargetkan bisa mencapai Rp 141,5 miliar pada akhir 2020 mendatang. Target tersebut tumbuh sekitar 20% dibandingkan tahun lalu.

Agus mengatakan, tantangan dalam bisnis cash management adalah bagaimana menciptakan permintaan customer akan layanan yang telah disediakan bank.

Guna mendorong pertumbuhan bisnis CMS, BRI telah merilis platform CMS baru dengan fitur lebih lengkap dengan target market seluruh customer korporasi dan grupnya, termasuk perusahaan BUMN dan instansi pemerintah.

PT Bank Mandiri Tbk juga melihat potensi bisnis cash management masih sangat besar. Oleh karena itu, bank ini menargetkan transaksi pengelolaan kas tahun 2020 tumbuh 26,1% dan membukukan fee based income tumbuh sekitar 20%.

Sepanjang 2019, bisnis cash management Bank Mandiri tumbuh sangat baik. Jumlah transaksinya mencapai 346 juta atau tumbuh 41% dari tahun sebelumnya dengan nilai transaksi Rp 9.142 triliun atau tumbuh 14% yoy. Total pengguna layanan ini mencapai 30.000 nasabah.

Baca Juga: Bisnis trade finance BRI tumbuh 18,15%

Dari bisnis tersebut, Bank Mandiri mengantongi pendapatan fee sebesar Rp 129 miliar atau tumbuh 32% dibandingkan tahun 2018.

"Bisnis cash management masih sangat potensial terutama dengan adanya perkembangan teknologi dan disrupsi oleh fintech dimana makin banyak solusi yang bisa ditawarkan oleh bank yang memang dibutuhkan oleh nasabah, contohnya layanan cash management berbasis API/Host to Host," jelas Rohan Hafas, Sekreatris Perusahaan Bank Mandiri.

Guna mendorong pertumbuhan bisnis cash management, strategi yang akan dilakukan Bank Mandiri salah satunya melalui partnership dengan pihak ketiga untuk mempermudah akuisisi nasabah dan meningkatkan utilisasi layanan cash management.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×