kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Perbankan siapkan recovery plan hadapi gagal secara sistemik


Minggu, 01 September 2019 / 20:05 WIB
Perbankan siapkan recovery plan hadapi gagal secara sistemik
ILUSTRASI. Bank Rakyat Indonesia (BRI)


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank sistemik tengah menyusun rencana aksi (recovery plan) guna menghadapi permasalahan keuangan yang mungkin terjadi di bank sistemik.

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), misalnya Senin (2/9) besok akan meminta restu dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) guna mengesahkan rencana aksi perseroan.

Kewajiban tersebut tertuang dalam POJK 14/POJK.03/2017 tentang Rencana Aksi (Recovery Plan) bagi Bank Sistemik. Beleid ini turut menentukan sejumlah indikator pemicu di mana bank mesti menjalankan rencana aksi tersebut. Singkatnya, bank mesti menjalankan rencana aksi jika berpotensi gagal secara sistemik.

“Terkait permodalan, trigger adalah CAR, sedangkan terkait likuditas pemicunya adalah GWM (Giro Wajib Minimum),” kata DIrektur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo kepada Kontan.co.id pekan lalu.

Baca Juga: Meski menambah beban, bank siap bayar premi restrukturisasi perbankan

Per Juni 2019, posisi CAR perseroan sendiri masih berada di level 21,04%, jauh berada di atas ambang batas yang ditentukan OJK sebesar 8%. Sementara rasio intermediasi makrorudensial (RIM) perseroan berada di level 92,17%, masih berada di rentang 84%-94% sebagaimana batas normal yang ditentukan.

Meskipun sejatinya rasio keuangan perseroan masih baik, Haru bilang penyusunan rencana aksi tetap jadi kewajiban perseroan, karena BRI merupakan salah satu bank sistemik. Apalagi perseroan merupakan bank pemilik aset terbesar di tanah air.

Per Juni 2019, total aset BRI mencapai Rp 1.224,39 triliun, tumbuh 11,6% (yoy) dibandingkan Juni 2018 senilai Rp 1.097,36 triliun.

“Rencana aksi mesti diperbarui per tahunnya. Sedangkan dalam rencana aksi yang akan kami minta persetujuan dari pemegang saham, jika menyentuh trigger level kami akan menerbitkan subdebt, menjual entitas anak, penggunaan fasilitas pasar uang atau penjualan marketable securities,” papar Haru.

Hal serupa juga telah disiapkan oleh PT Bank Mandiri Tbk (BMRI). Direktur Manajemen Resiko Bank Mandiri Ahmad Siddik Badruddin rencana aksi perseroan telah disetujui oleh pemegang saham dalam RUPS Maret lalu.

Baca Juga: Tambah beban biaya, bank keberatan bayar premi program restrukturisasi perbankan

“Dalam rencana aksi kami menjelaskan bagaimana kondisi bisnis kami, dan sinerginya dengan anak usaha, termasuk bagaimana interkoneksi kami ke sistem keuangan nasional,” kata Siddik kepada Kontan.co.id.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×