kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Permintaan asuransi meningkat, Generali Indonesia rilis unitlink GenSMART


Rabu, 21 Oktober 2020 / 20:01 WIB
Permintaan asuransi meningkat, Generali Indonesia rilis unitlink GenSMART
ILUSTRASI. CEO Generali Indonesia Edy Tuhirman (tengah) bersama Chief Operating Officer Jutany Japit (kanan) dan Chief Marketing Officer Vivin Arbianti Gautama (kiri) saat meluncurkan produk unitlink GenSmart


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Permintaan asuransi terus meningkat di tengah pandemi virus corona (Covid-19). Berdasarkan survei Generali Group di 22 negara dan melibatkan 13.000 responden, tercatat 56% dari responden merasa perlu untuk memiliki asuransi jiwa dan asuransi kesehatan di tengah krisis yang terjadi.

Tingginya risiko kesehatan juga mendorong masyarakat yang sudah memiliki polis untuk meningkatkan pertanggungan yang telah dimiliki saat ini. Oleh sebab itu, PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia (Generali) meluncurkan inovasi terbaru yakni produk berbasis unit link yang memiliki fitur unik yakni GenSMART.

“Produk SmartGEN ini memiliki tiga perlindungan mulai dari SMART Start yakni alokasi dana investasi yang lebih besar di periode awal polis berjalan. Sehingga nilai investasi yang terbentuk lebih optimal dan proteksi lebih terjaga,” kata Chief Executive Officer Generali Edy Tuhirman dalam konferensi digital, Rabu (21/10).

Baca Juga: Jual produk asuransi secara digital, Generali Indonesia luncurkan aplikasi iPropose

Kedua, SMART Allocation yakni tambahan investasi sampai dengan 8% setiap tahunnya dari premi yang telah dibayarkan, dan nilai investasi yang terbentuk terus meningkat. Ketiga, SMART Future yakni manfaat tunai sampai dengan 100% dari Uang Pertanggungan (UP) yang bisa nasabah dapatkan saat mencapai usia 85 tahun.

“Kami lihat saat ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ada di 5.000-an. Ini saat yang baik untuk kami masuk. Karena kami tahu asuransi ini bukan untuk jangka pendek, tapi untuk jangka panjang. Ingat, indeks kita bisa sampai 6.300,” jelas Edy.

Edy mengaku mengambil langkah berani lantaran kinerja unitlink Generali didukung oleh fitur RoboARMS. Fitur ini mampu mengubah alokasi investasi nasabah secara otomatis sesuai dengan kondisi pasar dan profil risiko nasabah.

Di tengah kondisi volatilitas pasar, RoboARMS mampu mengelola nilai investasi ketika pasar turun juga memastikan nasabah bisa menikmati kenaikan nilai secara optimal ketika pasar rebound.

“Agar nasabah tidak rugi? Tentunya RoboARMS ini sangat transparan, pemegang polis bisa menentukan alokasikan investasi. Kami tidak boleh menjamin keuntungan dari unitlink,” tambah Edy.

Guna mengoptimalkan penjualan produk ini di tengah PSBB, perusahaan juga merilis aplikasi digital iPropose. Lewat aplikasi ini, calon nasabah dapat melakukan pembelian seluruh produk asuransi milik Generali secara digital.

Ia menjelaskan lewat iPropose ini, ada tiga hal yang bisa dilakukan oleh nasabah. Mulai dari konsultasi online dan tanpa tatap muka secara lagsung dengan tenaga pemasa generali. Kedua, pengajuan dan tanda tangan elektronik yang aman dan terverifikasi.

“Ini sudah di-approve oleh pemerintah. Ketiga, semua produk yang ada di Generali bisa dibeli menggunakan iPorpose dan pembayaran pertama bisa secara online sendiri,” tutur Edy.

Baca Juga: Ada pandemi, Generali Indonesia bukukan pertumbuhan laba 19% hingga September 2020

Lanjut Ia, dengan ini, agen pemasaran bisa menjual produk asuransi dari rumahnya masing-masing. Begitupun calon nasabah juga tidak perlu ketemu dengan agen sehingga tetap aman dan nyaman di tengah pandemi.

Melalui aplikasi ini, nasabah menjangkau lebih dari 11.000 tenaga pemasar profesional Generali yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Juga bisa memiliki produk asuransi sesuai dengan tujuan dan keinginannya.

Asal tahu saja, hingga kuartal ketiga 2020, pendapatan premi Generali Indonesia sekitar Rp 1,7 triliun atau turun 4% year on year (yoy). Namun laba setelah pajak naik 19%, dari Rp 115 miliar di kuartal ketiga 2019, sekarang ada di Rp 136 miliar di September 2020.

Selanjutnya: Perusahaan asuransi tetap merilis produk baru di tengah pandemi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×