Reporter: Issa Almawadi | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Permintaan kredit sindikasi perbankan mulaiĀ terlihat marak dalam tempo tiga bulan pertama tahun ini. Ini memunculkan harapan bagi industri perbankan bahwa permintaan kredit sindikasi pada tahun 2015 ini bisa lebih banyak ketimbang tahun 2014.
Sejumlah bank mengaku sudah menerima permintaan kredit sindikasi. Misal, Bank Permata. Roy A. Arfandy, Direktur Utama Bank Permata mengungkapkan, hingga kini Bank Permata sudah memiliki dua pipeline (daftar) penyaluran kredit sindikasi.
"Pipeline tersebut berasal dari sektor finansial dan perminyakan," kata Roy kepada KONTAN, Rabu (1/4). Dia bilang, kedua pipeline tersebut masih dalam tahap penjajakan dengan sang calon debitur.
Atas dasar itu, orang nomor satu di bank bersandi saham BNLI itu mengaku belum bisa mengungkapkan secara pasti berapa nilai kredit yang bakal mereka salurkan.
Namun, meski baru memiliki dua pipeline, Roy yakin, permintaan kredit sindikasi di tahun ini bakal lebih ramai ketimbang tahun lalu. "Terlalu pagi untuk mengatakan bahwa kredit sindikasi tahun ini bakal sepi. Apalagi kami sudah ada dua potensi sindikasi yang sedang dijajaki," imbuh Roy.
Tidak hanya Bank Permata, Bank Rakyat Indonesia (BRI) juga sudah memperoleh permintaan kredit dengan model keroyokan tersebut. Budi Satria, Sekretaris Perusahaan BRI mengatakan, permintaan kredit sindikasi kepada BRI berasal dari debitur di sektor infrastruktur. "Tetapi masih dalam proses, dan nilainya belum dapat dipublikasikan," ujar Budi.
Sebagai gambaran, kredit sindikasi merupakan kredit yang diberikan kepada nasabah berdasarkan perjanjian pembiayaan bersama (sindikasi) antara satu bank dengan bank-bank lain. Umumnya, kredit sindikasi ini digunakan oleh debitur untuk memenuhi kebutuhan modal kerja alias capital expenditure serta investasi. Dalam kredit sindikasi, bank dapat bertindak sebagai anggota, arranger dan juga security agency (agen jaminan).
Agen jaminan sendiri memiliki fungsi utama yaitu bertindak sebagai koordinator dalam hal pemenuhan syarat dan kewajiban yang tertuang dalam perjanjian kredit sindikasi.
Porsi kredit
Di Bank Permata, sindikasi kredit dilakukan dengan menggandeng banyak perbankan di Indonesia. Pada tahun 2014 lalu, keikutsertaan Bank Permata sebagai anggota, arranger dalam kredit sindikasi memiliki porsi keikutsertaan antara 6,67% sampai dengan 70% dari total kredit sindikasi yang disalurkan.
Porsi keikutsertaan Bank Permata dalam penyaluran kredit sindikasi tahun 2014 lebih tinggi jika dibanding dengan tahun 2013. Pada tahun 2013, keikutsertaan penyaluran kredit sindikasi Bank Permata bergerak di kisaran 1,84% hingga 58,82%, dari setiap fasilitas kredit sindikasi.
Sayang, Roy tidak bisa menyebutkan dengan detail nominal jumlah kredit sindikasi Bank Permata.
Di pihak lain, BRI hingga akhir 2014 mampu menyalurkan kredit sindikasi dengan porsi sebesar Rp 23,44 triliun. Angka ini meningkat 15,29% dari perolehan tahun 2013 sebesar Rp 20,33 triliun.
Keikutsertaan BRI sebagai pimpinan sindikasi berkisar 24,90% sampai dengan 63,65%. Sedangkan sebagai anggota sindikasi, bank pelat merah ini mampu membukukan porsi keikutsertaan dalam penyeluran kredit berkisar 2,97% hingga 51,79%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News