kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.806.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.585   -5,00   -0,03%
  • IDX 6.511   38,26   0,59%
  • KOMPAS100 929   5,57   0,60%
  • LQ45 735   3,38   0,46%
  • ISSI 201   1,06   0,53%
  • IDX30 387   1,61   0,42%
  • IDXHIDIV20 468   2,62   0,56%
  • IDX80 105   0,58   0,56%
  • IDXV30 111   0,69   0,62%
  • IDXQ30 127   0,73   0,58%

Pertumbuhan Penyaluran Kredit ke Segmen UMKM Melambat pada Awal 2025


Rabu, 26 Maret 2025 / 19:29 WIB
Pertumbuhan Penyaluran Kredit ke Segmen UMKM Melambat pada Awal 2025
ILUSTRASI. DPK Perbankan Syariah: Teller menghitung uang di Bank Mega Syariah, Jakarta, Selasa (4/3/2025). Laju pertumbuhan kredit ke sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) tercatat masih melambat pada awal tahun 2025 ini.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Laju pertumbuhan kredit ke sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) tercatat masih melambat pada awal tahun 2025 ini.

Data Bank Indonesia (BI) mencatat kredit yang disalurkan ke sektor UMKM tumbuh 2,1% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 1.393,4 triliun pada Februari 2025. Capaian tersebut melambat dari bulan sebelumnya atau Januari 2025 yang mencatatkan peningkatan 2,5% mencapai Rp 1.390 triliun.

Pada Februari 2025, pertumbuhan kredit UMKM paling mini terjadi pada skala usaha menengah yang tumbuh 0,5% YoY. Bahkan di skala usaha mikro penyaluran kredit terlihat minus 0,9%.

Dian Ediana Rae, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengakui, kredit UMKM menunjukkan tren pertumbuhan yang cenderung melambat dalam kurun waktu setahun terakhir.

Baca Juga: Bank BUMN Sudah Bisa Putihkan Kredit Macet UMKM

"Hal tersebut dipengaruhi berbagai faktor antara lain, risiko kredit UMKM yang relatif lebih tinggi dibandingkan segmen lainnya, proses pemulihan yang relatif lebih lambat dari dampak pandemi covid 19 dibandingkan korporasi, serta terdampak dari tekanan daya beli pada masyarakat kelas menengah ke bawah," ungkap Dian dalam jawaban tertulisnya, dikutip Rabu (26/3).

Meskipun demikian, perbankan masih optimistis terhadap pertumbuhan kredit UMKM, tecermin dari kredit UMKM yang masih diproyeksikan tumbuh positif pada akhir tahun 2025.

Berbagai program dan kebijakan pemerintah, khususnya terkait penghapusan kredit macet UMKM diharapkan dapat mendorong penyaluran kredit kepada debitur UMKM yang memiliki prospek usaha baik untuk melakukan ekspansi. 

"Selain itu, sebagai wujud dukungan terhadap program peningkatan kredit UMKM terlebih agar UMKM lebih mudah mendapatkan akses pembiayaan, OJK telah menyusun dan berencana untuk menerbitkan POJK tentang Akses Pembiayaan UMKM," katanya.

Baca Juga: Kredit Perbankan Masih Lambat di Awal Tahun 2025, Ini Kata Gubernur BI

Setali tiga uang, dari sisi perbankan, General Manager Divisi Bisnis Usaha Kecil Bank PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Sunarna Eka Nugraha juga membenarkan bahwa kredit UMKM hingga saat ini masih mengalami tekanan.

"Penurunan ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk penurunan daya beli masyarakat dan gejolak geopolitik yang mempengaruhi omzet pelaku UMKM. Akibatnya, pelaku usaha cenderung moderat dalam mendorong peningkatan kapasitas usaha," kata Sunarna.

Sepanjang 2024, kredit UMKM yang disalurkan BNI juga mengalami koreksi, baik itu untuk usaha kecil maupun menengah. Koreksi paling dalam terjadi pada kredit usaha kecil yang turun 10,8% YoY, sementara kredit di sektor menengah terkoreksi sekitar 2% YoY.

"Kinerja pertumbuhan kredit BNI ke UMKM  mencapai Rp 117 triliun pada tahun 2024 dimana sebelumnya pada tahun 2023 pertumbuhan mencapai Rp118 triliun," ucapnya.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×