Reporter: Umi Kulsum | Editor: Sofyan Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ramainya pemain financial technology (fintech) berbasis peer to peer lending dinilai tidak mengganggu bisnis PT Permodalan Nasional Madani (Persero).
Direktur Utama PNM Arief Mulyadi mengungkapkan, potensi nasabah yang bisa dibidik masih terbilang cukup besar terutama di daerah-daerah pelosok Indonesia. Daerah yang masih sulit dijangkau tersebut masih kesulitan dalam mengakses digital.
"Buat kami adanya fintech sesuatu yang baik bisa memperluas kesempatan pembiayaan," kata Arief di Jakarta, Rabu (9/5).
Di sisi lain, masyarakat kalangan bawah di daerah tersebut masih membutuhkan tatap muka dan sentuhan. Artinya masih perlu pendampingan sebelum menyalurkan pembiayaan. Dus, ia optimistis dengan memiliki area bisnis berbeda yang masih bisa dimanfaatkan tidak akan merasa tersaingi kehadiran fintech lending.
Sekadar tahu, saat ini PNM memiliki dua program di antaranya Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) yang merupakan produk pembiayaan yang menyasar kalangan perempuan pra sejahtera dengan nilai plafon pinjaman Rp 2 juta. Setelah diberikan pinjaman, nasabah dibina dan dalam 25 minggu diwajibkan untuk produktif.
Lalu, Unit Layanan Modal Mikro atau (ULaMM) merupakan layanan pinjaman modal untuk usaha mikro dan kecil yang disertai bimbingan untuk mengembangkan usahanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News