kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Porsi tabungan BPR makin rendah


Kamis, 28 Agustus 2014 / 11:36 WIB
Porsi tabungan BPR makin rendah
ILUSTRASI. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno.


Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Porsi dana murah tabungan dalam komposisi dana pihak ketiga (DPK) di industri bank perkreditan rakyat (BPR) semakin rendah. Hal ini disebabkan kelemahan jaringan teknologi BPR serta bunga deposito BPR yang makin menggiurkan.

Menurut Raden Soeroso, Ketua Umum Perhimpunan Bank Perkeditan Rakyat Milik Pemerintah Daerah Se-Indonesia (Perbamida), bunga deposito BPR yang dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) jauh lebih tinggi, yakni 10,25%. Sementara bunga deposito untuk bank umum yang dijamin LPS maksimal hanya 7,75%. “Ini yang membuat porsi deposito di komposisi DPK BPR secara industri semakin besar. Sebab makin banyak orang yang berminat menaruh dana deposito di BPR,” kata Raden saat dihubungi KONTAN, Kamis, (28/8).

Selain itu, diakui bahwa sebagian besar BPR memang masih kesulitan dalam menghimpun tabungan dari masyarakat. Sebab BPR memiliki keterbatasan teknologi mulai dari belum semua memiliki mesin anjungan tunai mandiri (ATM). “Ditambah jaringan teknologinya masih bersifat regional di daerah tertentu. Berbenda dengan jaringan teknologi bank umum yang sudah bersifat nasional sehingga nasabah bisa menarik dananya dari wilayah Indonesia manapun. Ini yang membuat masyarakat masih lebih memilih menabung di bank umum,” pungkas pria yang juga Direktur Utama BPR UMKM di Jawa Timur tersebut.

Sebagaimana diketahui, berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Juni 2014, jumlah DPK BPR di seluruh Indonesia mencapai Rp 52,12 triliun. Dari jumlah tersebut, sebanyak Rp 35,64 triliun adalah deposito atau 68,38% dari total DPK BPR. Sementara tabungan hanya Rp 16,48 triliun atau 31,62% dari total DPK BPR.

Porsi tabungan BPR jelas menurun dibanding periode yang sama tahun lalu. Di bulan Juni 2013, jumlah DPK BPR mencapai Rp 45,93 triliun. Dari jumlah tersebut, sebanyak Rp 31,17 triliun adalah deposito atau 67,87% dari total DPK BPR. Sementara tabungan hanya Rp 14,76 triliun atau 32,13% dari total DPK BPR.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×