kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Premi asuransi engineering alami penyusutan di tengah pandemi


Rabu, 21 Juli 2021 / 20:39 WIB
Premi asuransi engineering alami penyusutan di tengah pandemi
ILUSTRASI. Pelaku usaha asuransi kerugian atau asuransi umum berharap dapat memacu lini bisnis rekayasa atau engineering


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kendati asuransi umum mulai alami perbaikan, pandemi Covid-19 nyatanya masih menekan bisnis asuransi engineering.

Berdasarkan laporan Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), pendapatan premi asuransi umum pada kuartal I 2021 naik 1,5% menjadi 20,8 triliun secara tahunan (yoy). Namun, pendapatan premi asuransi engineering malah turun -2,8% yoy menjadi Rp 680,75 miliar di kuartal I 2021.

Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Dody AS Dalimunthe mengungkapkan, kegiatan pembangunan infrastruktur memang tetap menjadi prioritas untuk menunjang kegiatan ekonomi.

Hanya saja intensitasnya diseimbangkan dengan ketersediaan pendanaan karena menurutnya pemerintah sedang fokus dengan pembiayaan kesehatan.

Baca Juga: Akibat PPKM Darurat, bisnis asuransi perjalanan kembali merosot

"Di posisi triwulan I 2021 kemarin memang terjadi penurunan premi lini bisnis asuransi rekayasa (engineering) dibandingkan posisi yang sama tahun lalu. Hal tersebut karena penurunan volume proyek-proyek selama pandemi Covid-19. Tapi kami optimistis kegiatan proyek-proyek akan berjalan khususnya proyek-proyek strategis pemerintah," kata Dody kepada kontan.co.id, belum lama ini.

Namun menurutnya, beberapa proyek-proyek strategis telah berjalan kembali setelah mengalami penjadwalan. Demikian pula dengan kegiatan proyek-proyek swasta.

"Tentunya aktivitas pembangunan infrastruktur ini membutuhkan asuransi rekayasa (engineering insurance). Diharapkan dengan adanya progress pembangunan infrastruktur ini akan melancarkan aktivitas-aktivitas perekonomian," sambung Dody.

Dody menyebut, perusahaan asuransi tetap harus melakukan proses underwriting dengan baik, untuk memastikan bahwa pekerjaan pembangunan infrastruktur tersebut dilakukan dengan tepat mulai dari persiapan, pelaksanaan, maupun pengawasannya.

Hal ini kata Dody untuk menjaga kualitas proyek tersebut. Menurutnya, pemerintah juga sudah cukup banyak belajar dari beberapa proyek-proyek sebelumnya, sehingga banyak juga mekanisme pengawasan yang dilakukan.

Baca Juga: Jasindo dan konsorsium asuransi proteksi aset dan konstruksi SKK Migas-KKKS

"Tapi kami optimistis akan ada pertumbuhan di akhir tahun 2021 dibandingkan tahun sebelumnya. Harapan kami adalah minimal sama dengan kondisi sebelum pandemi," imbuh Dody.

Sementara itu PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) mencatatkan secara yoy tahun 2020 bisnis asuransi engineering turun hingga 49% dibanding 2019.

Direktur Pengembangan Bisnis Asuransi Jasindo Diwe Novara mengatakan, bisnis engineering di tahun 2021 juga masih melanjutkan tren yang tidak menggembirakan.

"Penurunan ini diperkirakan sangat berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi secara nasional dan global," kata Diwe.

Selain itu, menurutnya faktor penyebab lainnya, di antaranya adalah adanya pembatasan kegiatan masyarakat akibat pandemi yang berdampak pada penundaan pelaksanaan proyek-proyek konstruksi.

Proyek-proyek infrastruktur pemerintah yang dibiayai APBN secara umum mengalami refocusing anggaran, dari anggaran infrastruktur kepada anggaran penanganan wabah yang menyebabkan kontraktor cenderung menunda pengadaan asuransi konstruksi

Efisiensi biaya yang dilakukan pelaku usaha terkait dengan menurunnya pendapatan di banyak jenis industry juga menekan anggaran premi asuransi dan dalam beberapa kasus, risiko engineering (Machinery Breakdown) digabungkan ke dalam polis Property untuk efisiensi biaya premi

"Khusus untuk bisnis asuransi konstruksi CAR/EAR dan CECR, secara nasional catatan kerugian cenderung memburuk dalam beberapa tahun terakhir dan mengakibatkan dukungan reasuransi semakin sulit diperoleh serta adanya beberapa asuradur/reasuradur yang menutup lini bisnis engineering nya," jelas Diwe.

Baca Juga: PPKM Darurat Menyengat Bisnis Asuransi Perjalanan

Diwe menyebut, tren ke depan terutama hingga akhir tahun diperkirakan masih akan turun seiring dengan kondisi ekonomi nasional dan global, serta belum tuntasnya penanganan pandemi Covid-19

Dalam rangka mempertahankan kinerja pada lini bisnis asuransi engineering, Jasindo menerapkan seleksi risiko yang dilakukan secara cermat mengingat banyak industri yang mengalami penurunan aktivitas yang akan mempengaruhi kualitas risiko.

Selain itu, seleksi risiko juga berkaitan dengan kemampuan finansial tertanggung dalam pembayaran premi asuransi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×