kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Premi asuransi jiwa turun 11,6% di kuartal I 2019, berikut penjelasan AAJI


Kamis, 20 Juni 2019 / 20:01 WIB
Premi asuransi jiwa turun 11,6% di kuartal I 2019, berikut penjelasan AAJI


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang kuartal pertama 2019 bisnis asuransi jiwa menurun. Hal ini terlihat dari data yang dirilis Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), pendapatan premi hingga Maret 2019 turun 11,6% year on year menjadi  Rp 46,40 triliun. Di periode sama tahun lalu, perolehan premi asuransi jiwa tercatat Rp 52,49 triliun.

Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon menyebut terdapat beberapa faktor yang menyebabkan penurunan kinerja ini. Pertama, bila pada kuartal pertama 2018 lalu perusahaan asuransi yang memberikan laporan kinerja keuangannya ada 60 perusahaan. Sedangkan pada kuartal pertama 2019 ini hanya ada 59 perusahaan. Padahal, satu perusahaan ini merupakan salah satu pemain asuransi jiwa terbesar di Indoensia.

"Sehingga porsi premi mereka pada kuartal pertama 2018 lalu cukup mendominasi, sekarang tiba-tiba tidak ada lagi. Juga terkait jenis produk ada single premium atau premi tunggal dan juga ada regular premium atau premi berkala, dua-duanya penting, tapi lebih berkelanjutan yang premi berkala," ujar Budi di Jakarta, Kamis (20/6).

Lanjut Budi, pada kuartal pertama 2018 porsi premi berkala mencapai 46% dan premi tunggal sebesar 54%. Sedangkan pada kuartal pertama 2019, terjadi perpidahan, dimana premi berkala porsinya naik menjadi 54% dan porsi premi tunggal menjadi 46%.

Budi melihat hal ini baik lantaran premi berkala memastikan adanya pendapatan premi di beberapa tahun mendatang. Sebab bila premi tunggal lebih banyak, maka tahun mendatang perusahaan asuransi jiwa mesti menjual kembali premi baru walau dengan nominal yang besar.

"Perlambatan total premi juga dipengaruhi oleh menurunya premi baru dari Rp 35 triliun menjadi Rp 28,27 triliun atau turun 19,2% pada kuartal pertama 2019. Sedangkan premi lanjutan masih mengalami peningkatan 3,7% dari Rp 17,48 triliun menjadi Rp 18,13 triliun," tutur Budi.

Budi menyatakan premi bisnis baru berkontribusi 60,9% dari keseluruhan pendapatan premi di kuartal pertama 2019. Ia menyebut perlambatan premi bisnis baru terjadi karena lambatnya kinerja saluran bisnis bancassurance dan saluran keagenan. Adapun masing-masing kontribusi kedua saluran ini sebesar 50,3% dan 29,4%.

Adapun secara komposisi antara produk unitlink dan tradisional, AAJI mencatat pada kuartal pertama 2019, unitlink memiliki proporsi 63%, sedangkan porsi asuransi tradisional 37%. Budi menuturkan terjadi pergeseran dari kuartal pertama 2018. Saat itu porsi asuransi unitlink baru 57% dan asuransi tradisional 43%.

Budi memproyeksikan, premi asuransi jiwa dapat tumbuh di atas pertumbuhan perekonomian Indonesia sepanjang tahun ini atau sekitar 5% hingga 10% dari pencapaian tahun 2018. Apalagi jumlah masyarakat masih banyak belum memiliki asuransi.

Salah satu pemain asuransi jiwa yang mencatatkan pertumbuhan premi adalah PT Asuransi Jiwa Sequis Life. President Director & CEO Sequis Life Tatang Wijaya mengatakan secara konsolidasi total pendapatan premi bruto perusahaannya mencapai Rp 859,5 miliar hingga Maret 2019. Jumlah ini tumbuh 0,7% dari posisi Maret 2018 senilai Rp 853,5 miliar.

"Kuartal pertama 2019 secara profit bagus, tapi jualan bisnis (premi) tidak begitu baik. Karena kita menghadapi pemilu ada ganguan pada penjualan. Namun pada kuartal kedua, menunjukkan terjadinya akselerasi penjualan. Tahun ini kami akan fokus pada produk ke unitlink," ujar Tatang.

Tatang menargetkan pada tahun ini pendapatan premi tumbuh hingga 14% dari pencapaian premi tahun 2018. Adapun laba bersih ditargetkan senilai Rp 289,86 miliar atau tumbuh 283,82% dari pencapaian tahun lalu Rp 85,55 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×