Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi
Ia melanjutkan, langkah ini dianggap penting agar OVO bisa terus berinovasi dan melakukan edukasi agar visi mewujudkan masyarakat non tunai. Selain itu,OVO telah menyiapkan langkah guna meraup menjalankan bisnis uang digital. Apalagi langkah menganggarkan bujet marketing yang besar menekan pendapatan perusahaan.
“Mungkin barang dua tahun ini, memang masih merugi. Sebab kami masih fokus masuk ke market agar masyarakat menggunakan uang digital. Tapi sekarang kita menyaksikan sebuah pasar sudah sangat mature. Tidak hanya didominasi oleh anak muda hingga yang berusia 40 tahun ke atas. Dengan basis konsumen yang semakin besar akan jadi basis yang baik untuk menjadikan perusahaan fintech memiliki bisnis yang berkesinambungan,” ujar Karaniya belum lama ini.
Oleh sebab itu, Karaniya bilang dalam satu tahun ini sudah memotong bujet marketing atau pemasaran hingga 50%. Bahkan langkah memotong bujet marketing ini akan terus OVO lakukan ke depannya.
Baca Juga: LinkAja akan siapkan pembayaran KRL saat sinyal handphone hilang
“Revenue kita terus bertumbuh karena ekosistem kita juga berkembang, konsumen besar, ini akan terus besar. Nah ruang bertumbuhnya masih besar seiiring dengan penetrasi uang digital masih rendah sekitar di bawah 5%,” jelas Karaniya.
Selain itu, OVO akan fokus mendapatkan revenue dari bisnis lainnya. Ia bilang saat ini OVO sudah mulai menjajaki bisnis layanan keuangan. Tahun depan langkah ini akan terus dipertajam.
“Kita masuk ke financial services, kami generate multiple revenue. Nanti dengan Bareksa kami akan luncurkan produk investasi, itu other revenue model. Kita juga sudah bekerja sama dengan Prudential, itu kan juga model bisnis lain yang mendatangkan pendapatan. Lending kita akan terus diperkuat,” tambah Karaniya.
Ia menyebut hingga saat ini OVO sudah terdapat di 115 juta perangkat. Adapun pengguna OVO sebanyak 87 juta pengguna, sedangkan monthly active user 11 juta hingga 12 juta. Karaniya bilang saat ini transaksi paling besar dari OVO berasal dari e-commerce. Nilai transaksi di e-commerce juga lebih besar dari ride hailing maupun food and beverage.
Baca Juga: Agresif marketing, pengguna e-money berbasis server bermekaran di penghujung tahun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News