Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri reasuransi mencatatkan pertumbuhan bisnis di 2017. Pertumbuhan kinerja diperkirakan berlanjut tahun ini, cuma kemungkinan tidak sebesar tahun lalu.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat sampai akhir Desember 2017, perusahaan reasuransi membukukan pendapatan premi Rp 16,02 triliun. Jumlah ini meningkat 20,9% dari tahun 2016. Pendapatan premi pemain reasuransi tumbuh terdorong aturan optimalisasi kapasitas reasuransi lokal.
Pertumbuhan premi reasuransi masih akan dua digit di tahun ini. Namun kali ini bukan cuma terdorong aturan optimalisasi reasuransi domestik. Juga dari potensi segmen reasuransi pertanggungan komersial dan lainnya.
Tumbuh dua digit
Peningkatan retensi sendiri perusahaan asuransi, selama ini mayoritas untuk produk ritel atau produk dengan nilai pertanggungan tidak terlalu besar. "Sementara untuk komersial nilai pertanggungannya besar dan dibutuhkan dukungan reasuransi," kata Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Dody AS Dalimunthe.
Faktor lain, bisnis asuransi diyakini membaik di tahun ini sehingga reasuransi pun akan mengikuti. Ini menjadi celah reasuransi menyerap lebih banyak bisnis di 2018.
PT Reasuransi Maipark Indonesia pun optimistis premi tumbuh 20% di tahun ini. Bisnis dari sesi wajib asuransi gempa bumi masih jadi motor utama. Tahun lalu, Presiden Direktur Maipark Yasril Y Rasyid mengatakan, premi Maipark sebesar Rp 352 miliar.
Tahun ini, Maipark melirik program asuransi barang milik negara setelah ada kewajiban asuransi barang milik negara di area rawan bencana. "Kami bisa masuk sebagai reasuradur dari asuransi barang miliki negara ini," kata Yasril.
Direktur PT Reasuransi Indonesia Utama (Indonesia Re) Adi Pramana pun yakin premi tumbuh dua digit. Di 2017, premi Indonesia Re mencapai Rp 6 triliun, naik 20% dari 2016. Strategi membuka pasar baru berandil mengerek premi Indonesia Re.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News