Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mayoritas bank-bank besar tercatat telah menurunkan biaya pencadangannya per April 2025. Langkah tersebut dilakukan ketika risiko pemburukan kredit tengah mengalami penurunan.
Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat NPL gross perbankan per April 2025 berada di level 2,24% atau turun sembilan basis poin (bps). Pada periode yang sama, rasio Loan at Risk (LaR) berada di level 9,92% atau turun 112 bps.
Hanya saja, jika dilihat secara bulanan, NPL gross perbankan naik tujuh bps dari bulan sebelumnya per April 2025. Tak hanya itu, rasio LaR juga naik tujuh bps jika dibandingkan secara bulanan.
Baca Juga: Tantangan dan Strategi Perbankan Menghadapi Risiko Kredit di 2024
Di kalangan bank KBMI 4, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) juga mengalami penurunan biaya pencadangan yang cukup besar. Hingga April 2025, biaya pencadangan Bank Mandiri turun hingga 9,09% menjadi Rp 3 triliun.
Lebih lanjut, ada PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang juga mengalami penurunan biaya provisi sekitar 7,14% YoY. Nilainya dari Rp 1,4 triliun di April 2024 menjadi Rp 1,3 triliun setahun kemudian.
Hera F. Haryn selaku EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA mengungkapkan biaya pencadangan dibentuk sejalan dengan perkembangan kualitas aset keuangan, terlebih portofolio kredit. Artinya, jika biayanya turun maka kualitasnya makin membaik.
Adapun, Hera bilang rasio pencadangan NPL dan LaR yang dimiliki BCA juga berada pada level solid. Per kuartal I-2025, rasio pencadangan NPL dan LaR BCA masing-masing 180,5% dan 66,5%.
Baca Juga: Bank Besar Pasang Target Margin Bunga Bersih Lebih Kecil di Tahun Ini
“BCA mempertimbangkan prinsip kehati-hatian dan menerapkan manajemen risiko secara disiplin,” ujarnya.
Tak hanya di kalangan bank KBMI 4, PT Bank CIMB Niaga Tbk juga tercatat mengalami penurunan biaya pencadangan yang cukup signifikan menjadi Rp 181,85 miliar. Pada periode sama tahun sebelumnya, biaya pencadangan CIMB Niaga senilai Rp 450,86 miliar.