kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Saat lesu, kredit konstruksi justru naik 18%


Senin, 11 Desember 2017 / 14:46 WIB
Saat lesu, kredit konstruksi justru naik 18%


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Dessy Rosalina

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki pertengahan kuartal II 2017 pertumbuhan kredit masih tertahan di level satu digit. Berdasarkan analisis uang beredar yang dirilis oleh Bank Indonesia (BI) penyaluran kredit di bulan Oktober 2017 tercatat sebesar Rp 4.588,5 triliun atau tumbuh 8% secara tahunan atau year on year (yoy).

Penyaluran kredit oleh bank umum ini meningkat dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 7,7% yoy. Adapun, dari penyaluran kredit tersebut, tercatat kredit konstruksi secara total masih menunjukan pertumbuhan cukup signifikan.

Sampai Oktober 2017, pertumbuhan kredit sektor konstruksi meningkat 18,7% secara yoy menjadi Rp 250,6 triliun dibandingkan Oktober 2016 yang mencapai Rp 211 triliun.

Hanya saja, kredit sektor ini memang melambat kalau dibandingkan dengan capaian di akhir kuartal III 2017 yang sempat menanjak ke level 20,2% secara yoy.

Kalau dirinci berdasarkan jenis kredit, kredit konstruksi jenis kredit investasi naik tipis 7,3% menjadi Rp 63,1 triliun. Sementara kredit modal kerja naik tajam 23,2% menjadi Rp 187,5 triliun.

Direktur Strategy, Risk and Compliance PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Mahelan Prabantariksa mengatakan pihaknya juga mencatatkan pertumbuhan di sektor konstruksi cukup signifikan mencapai 18,6% alias sejalan dengan pertumbuhan kredit konstruksi secara konstruksi. Jumlah tersebut dinilai Mahelan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit konstruksi secara industri yang sebesar 12%.

Adapun, tahun 2018 pihaknya menyebut khusus di sektor konstruksi akan ada beberapa tantangan antara lain dari sisi permintaan kredit. Belum lagi, bank yang fokus di pembiayaan perumahan ini mematok pertumbuhan kredit konstruksi cukup menantang alias di atas 20%.

Menurut Mahelan, terdapat beberapa peluang yang dapat digarap oleh BTN untuk menyentuh target tersebut. "BTN masih melaksanakan program sejuta rumah dalam mendukung pemerintah untuk mengurangi backlog perumahan," katanya kepada Kontan.co.id, Senin (11/12).

Catatan saja, hingga Oktober 2017 perseroan telah merealisasikan 75,32% dari target penyaluran kredit dalam program sejuta rumah atau sebanyak 501.626 unit rumah. Jumlah unit tersebut setara dengan penyaluran kredit senilai Rp 55,7 triliun.

Khusus di tahun ini, BTN memang hanya memasang target realisasi program sejuta rumah sebanyak 600.00 unit. Di tahun depan, bank bersandi BBTN ini baru akan mulai gencar menggenjot realisasi program sejuta rumah.

Selain lewat program sejuta rumah, tahun depan BTN juga punya beberapa proyek besar pemerintah untuk mengejar target kredit konstruksi. Antara lain pembangunan transit oriented development (TOD), yaitu pembangunan hunian ayng terkoneksi dengan stasiun yang berada di daerah Jabodetabek serta pembangunan rumah susun lainnya.

"Karena itu, BTN optimistis untuk mencapai angka pertumbuhan tersebut di tahun depan," tambah Mahelan.

Adapun, dari total kredit BTN di bulan Oktober 2017 sektor konstruksi menyumbang sebesar 14% dari keseluruhan penyaluran kredit. Artinya, memakai asumsi penyaluran kredit BTN di bulan Oktober 2017 yang mencapai Rp 171,40 triliun, sekitar Rp 24 triliun kredit BTN mengalir ke sektor konstruksi.

"Share kredit konstruksi BTN baik konvensional maupun syariah per Oktober 2017 sekitar 14%," katanya.

Sementara itu, PT Bank Mayapada Internasional Tbk mencatat kredit ke sektor ini masih belum jumbo. Lantaran, realisasi kredit perseroan di bulan Oktober 2017 tertahan seiring sektor rill yang belum sepenuhnya pulih.

Sayang, Direktur Utama Bank Mayapada Hariyono Tjahjarijadi masih enggan berkomentar terkait besaran realisasi kredit tersebut. "Menurut saya kurang lebih sama pertumbuhannya, karena sudah menjelang akhir tahun," katanya.

Gambaran saja, sampai dengan bulan Oktober 2017 Bank Mayapada mencatatkan realisasi kredit sebesar Rp 54,92 triliun, jumlah tersebut mengalami peningkatan sebesar 23,4% dibandingkan pencapaian periode yang sama tahun lalu Rp 44,13 triliun. Sampai akhir tahun ini, Bank Mayapada mematok realisasi pertumbuhan kredit di level 17% hingga 20% secara yoy.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×