kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Sebagian besar transaksi masih memakai uang tunai


Jumat, 12 Desember 2014 / 14:14 WIB
Sebagian besar transaksi masih memakai uang tunai
ILUSTRASI. Manfaat seledri untuk kesehatan tubuh.


Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Edy Can


BUKITTINGGI. Mayoritas transaksi masih menggunakan uang kartal (cash). Vice President Electronic Banking Group PT Bank Mandiri Tbk Budi Hartono mengatakan, sekitar 85% transaksi masih menggunakan uang kartal. Sementara 8% menggunakan kartu dan sisanya dalam bentuk lain.

Nilai transaksi uang tunai sepanjang tahun ini diperkirakan mencapai US$ 425 miliar. Nilai ini lebih tinggi dibandingkan transaksi tunai negara lain seperti Singapura dan Malaysia. Di Singapura, transaksi tunai mencapai 39% sementara Malaysia mencapai 42%.

Budi mengatakan, tingginya transaksi tunai ini kurang menguntungkan karena berkorelasi dengan shadow economy atau pasar gelap (black market) dan tindakan ilegal seperti korupsi. "Contohnya banyak tersangka korupsi yang saat tertangkap tangan banyak pegang bank note S$ 10.000. Transaksi tunai kan tidak bisa tercatat oleh bank," jelasnya.

Oleh karena itu, Bank Mandiri mulai melaksanakan revolusi dompet yakni mengkonversikan transaksi cash menjadi e-money. "Mau money laundrying juga tidak efisien. Karena maksimal saldo hanya Rp 1 juta," jelasnya.

Untuk tahap awal, Bank Mandiri melakukan edukasi. Setelah kalangan masyarakat melek akan banyaknya manfaat electronic banking, Bank MandiriĀ  kemudian mulai mengajarkan untuk menabung. Sehingga dengan demikian dapat meningkatkan jumlah nasabah perbankan. "Ini salah satu visi kami, dengan electronic banking sebagai lokomotif pengembangan bisnis ke depan," katanya.

Budi mengakui banyak tantangan untuk mewujudkan visi tersebut. Mulai dari kebutuhan modal yang banyak jika ingin membuka kantor cabang guna meningkatkan jumlah nasabah hingga infrastruktur pembayaran. "Oleh karena itu, solusinya electronic banking ini," imbuhnnya.

Sebelumnya, Budi menjelaskan, pihaknya ingin menjadi leader di domestik regional pada tahun 2020. Harapan tersebut hanya dapat dicapai dengan memiliki market cap yang besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×