Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli
Direktur Risk Management David Pirzada menyampaikan, BNI telah mengimplementasikan langkah strategis di berbagai aspek operasional dan pembiayaan untuk mendukung praktik keberlanjutan.
"Dalam manajemen risiko, kami telah melaksanakan Climate Risk Stress Test (CRST) sesuai panduan Climate Risk Management System (CRMS) dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Tahun 2024, penerapan CRST mencakup 50% portofolio kredit di enam sektor industri utama dan mortgage, sedangkan tahun ini akan meningkat hingga 100% dari portofolio kredit BNI," ujar David.
David juga menjelaskan, dari sisi operasional, BNI telah memulai langkah pengelolaan limbah yang lebih bertanggung jawab.
Baca Juga: Hendra Lembong Bakal Jadi Dirut BCA, Begini Profilnya
"Pada tahun 2024, kami memulai program Solid Waste Management di Kantor Pusat. Proses pengelolaan limbah kini diarahkan pada prinsip Zero Waste to Landfill (ZWTL) dengan fokus pada penerapan prinsip reduce dan recycle," tambahnya.
Ke depan BNI berkomitmen menjadi mitra strategis bagi para debitur dalam mendukung transisi hijau. Hal ini kami wujudkan melalui peningkatan pembiayaan Sustainability Linked Loan (SLL) yang hingga Desember 2024 mencapai Rp6 triliun.
Pada tahun 2025 ini pihaknya juga menargetkan outstanding kredit bisa mencapai Rp199,67 triliun. Dalam menggenjot pembiayaan berkelanjutan, BNI secara aktif memberikan edukasi kepada debitur melalui program BNI ESG Sustainability & Transition (BEST) Event serta Technical Assistance Workshop untuk debitur di sektor energi dalam mendukung pelaksanaan Taksonomi Keuangan Berkelanjutan Indonesia (TKBI).
"Upaya ini merupakan langkah nyata BNI untuk menciptakan dampak positif yang berkelanjutan, baik dari sisi operasional internal maupun dukungan kepada mitra bisnis," tutup David.
Baca Juga: Simak Syarat dan Cara Pengajuan KUR Bank Kalteng Tahun 2025
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) juga turut berkontribusi dalam melakukan green activity, di antaranya penyaluran pembiayaan keuangan berkelanjutan BSI mencapai Rp 66,50 triliun pada 2024, naik dari Rp 57,7 triliun pada 2023.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan, portofolio pembiayaan berkelanjutan BSI ditopang oleh pembiayaan sosial yang mencapai Rp 52,40 triliun dan pembiayaan sumber daya alam yang berkelanjutan (green financing) Rp 14,20 triliun. BSI juga berhasil menerbitkan sustainability sukuk tahap I senilai Rp 3 triliun.
"Berbagai langkah implementasi BSI dalam menunjukkan komitmen net zero emission tersebut menempatkan BSI pada peringkat 4 skor ESG di tingkat global.
“BSI juga mendukung low carbon economy pada setiap operasional dan bisnis dan perusahaan,” ujarnya.
Dari sisi operasional, komitmen BSI ditunjukkan dengan pemakaian kendaraan operasional ramah lingkungan, membangun gedung ramah lingkungan, termasuk pengelolaan air limbah serta pencahayaan yang hemat energi.
Selanjutnya: Zulhas Beri Bocoran Bantuan Pangan Bakal Disalurkan Lagi
Menarik Dibaca: Promo McD Dinner Valentine 14 Februari, Rp160.000 Dapat Paket Berdua + Live Music
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News