Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah besar berkomitmen terlibat aktif dalam mengurangi emisi di COP29. Hal ini tercermin dari penyaluran pembiayaan ke sektor berkelanjutan pada 2024 lalu yang tumbuh signifikan.
Salah satunya PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang terus memperkuat komitmennya terhadap prinsip keberlanjutan dengan mengedepankan aspek Environmental, Social, dan Governance (ESG). Sepanjang tahun 2024, portofolio berkelanjutan Bank Mandiri tercatat mencapai Rp 293 triliun.
Dari jumlah tersebut, Portofolio Hijau mencatat pertumbuhan signifikan 15,2% secara tahunan atau year on year (yoy) mencapai Rp 149 triliun, mencerminkan komitmen perseroan dalam mendukung pembiayaan berkelanjutan.
Baca Juga: Dirut BRI Ungkap Alasan Buyback Saham Rp 3 Triliun
Salah satunya lewat kontribusi pada sektor Energi Baru Terbarukan (EBT), yang hingga akhir tahun 2024 telah mencapai Rp 11,8 triliun naik 21% yoy.
Pembiayaan di sektor ini terus didorong melalui berbagai skema, termasuk Sustainability-Linked Loan dan Green Loan yang ditujukan untuk proyek-proyek berkelanjutan.
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan, Bank Mandiri juga mengukuhkan sinergi dengan berbagai pemangku kepentingan dalam mendukung inovasi produk berbasis ESG yang semakin relevan dengan tren global.
"Ke depan, kami akan terus memperkuat peran Bank Mandiri dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melalui inovasi dan kolaborasi yang lebih luas dengan berbagai pihak. Kami optimis strategi jangka panjang yang telah kami terapkan akan memberikan dampak positif bagi ekonomi nasional secara keseluruhan," jelas Darmawan saat paparan kinerja perseroan beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Konsisten Melayani UMKM, BRI Cetak Laba Rp60,64 Triliun
Selain itu, Bank Mandiri terus berupaya memperluas penetrasi pembiayaan berbasis keberlanjutan ke sektor-sektor strategis yang memiliki potensi pertumbuhan tinggi.
Upaya ini diharapkan dapat memberikan dampak jangka panjang yang lebih signifikan dalam memperkuat ketahanan ekonomi dan mempercepat peralihan ke ekonomi hijau di Indonesia.
Tidak hanya dalam sektor pembiayaan, Bank Mandiri juga memperluas inisiatif ESG di seluruh rantai nilai bisnisnya, termasuk dalam penerapan prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance/GCG), peningkatan efisiensi energi di kantor-kantor cabang, serta edukasi keuangan bagi masyarakat luas.
Baca Juga: Bank Muamalat Menggelar Muamalah Master Class
"Dengan berbagai upaya ini, Bank Mandiri optimis dapat menjadi salah satu bank yang memimpin transisi menuju ekonomi yang lebih berkelanjutan di Indonesia," imbuh Darmawan.
Selanjutnya, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang tercatat membukukan penyaluran kredit ke sektor-sektor berkelanjutan, termasuk kredit hijau mencapai Rp 229 triliun, tumbuh 12,5% yoy. Kredit berkelanjutan BCA itu berkontribusi hingga 24,8% terhadap total portofolio.
Adapun kredit hijau BCA mencapai Rp 99 triliun pada 2024 atau tumbuh 13,5% yoy dari tahun 2023 lalu sebesar Rp 87 triliun.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, capaian ini salah satunya ditopang kredit kendaraan listrik yang tumbuh hingga 84,2% yoy menjadi Rp 2,3 triliun sepanjang 2024.
BCA juga menyalurkan pinjaman terkait keberlanjutan (sustainability linked loan/SLL) dengan nilai Rp 1 triliun, naik tiga kali lipat secara tahunan.
“Komitmen BCA menerapkan nilai-nilai ESG terus diperkuat salah satunya melalui perhitungan jejak karbon yang dihasilkan dari seluruh kegiatan operasional sepanjang tahun," kata Jahja.
Baca Juga: BCA Bakal Gelar RUPS Tahunan di Maret 2025, Salah Satu Agenda Pergantian Presdir
Pada 2024, pengurangan emisi BCA diestimasi menyentuh 4.216 ton CO2 ekuivalen. Capaian ini ditempuh melalui pengolahan 593 ton limbah operasional, digital banking, hingga implementasi gedung ramah lingkungan.
Sementara itu, portofolio pembiayaan berkelanjutan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) sepanjang tahun 2024 tercatat mencapai Rp 190,5 triliun atau setara dengan 25% dari total kredit perusahaan.
Dari jumlah tersebut, sebesar Rp 73,4 triliun dialokasikan untuk pembiayaan hijau, dan Rp 117 triliun untuk pembiayaan UMKM.
Direktur Risk Management David Pirzada menyampaikan, BNI telah mengimplementasikan langkah strategis di berbagai aspek operasional dan pembiayaan untuk mendukung praktik keberlanjutan.
"Dalam manajemen risiko, kami telah melaksanakan Climate Risk Stress Test (CRST) sesuai panduan Climate Risk Management System (CRMS) dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Tahun 2024, penerapan CRST mencakup 50% portofolio kredit di enam sektor industri utama dan mortgage, sedangkan tahun ini akan meningkat hingga 100% dari portofolio kredit BNI," ujar David.
David juga menjelaskan, dari sisi operasional, BNI telah memulai langkah pengelolaan limbah yang lebih bertanggung jawab.
Baca Juga: Hendra Lembong Bakal Jadi Dirut BCA, Begini Profilnya
"Pada tahun 2024, kami memulai program Solid Waste Management di Kantor Pusat. Proses pengelolaan limbah kini diarahkan pada prinsip Zero Waste to Landfill (ZWTL) dengan fokus pada penerapan prinsip reduce dan recycle," tambahnya.
Ke depan BNI berkomitmen menjadi mitra strategis bagi para debitur dalam mendukung transisi hijau. Hal ini kami wujudkan melalui peningkatan pembiayaan Sustainability Linked Loan (SLL) yang hingga Desember 2024 mencapai Rp6 triliun.
Pada tahun 2025 ini pihaknya juga menargetkan outstanding kredit bisa mencapai Rp199,67 triliun. Dalam menggenjot pembiayaan berkelanjutan, BNI secara aktif memberikan edukasi kepada debitur melalui program BNI ESG Sustainability & Transition (BEST) Event serta Technical Assistance Workshop untuk debitur di sektor energi dalam mendukung pelaksanaan Taksonomi Keuangan Berkelanjutan Indonesia (TKBI).
"Upaya ini merupakan langkah nyata BNI untuk menciptakan dampak positif yang berkelanjutan, baik dari sisi operasional internal maupun dukungan kepada mitra bisnis," tutup David.
Baca Juga: Simak Syarat dan Cara Pengajuan KUR Bank Kalteng Tahun 2025
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) juga turut berkontribusi dalam melakukan green activity, di antaranya penyaluran pembiayaan keuangan berkelanjutan BSI mencapai Rp 66,50 triliun pada 2024, naik dari Rp 57,7 triliun pada 2023.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan, portofolio pembiayaan berkelanjutan BSI ditopang oleh pembiayaan sosial yang mencapai Rp 52,40 triliun dan pembiayaan sumber daya alam yang berkelanjutan (green financing) Rp 14,20 triliun. BSI juga berhasil menerbitkan sustainability sukuk tahap I senilai Rp 3 triliun.
"Berbagai langkah implementasi BSI dalam menunjukkan komitmen net zero emission tersebut menempatkan BSI pada peringkat 4 skor ESG di tingkat global.
“BSI juga mendukung low carbon economy pada setiap operasional dan bisnis dan perusahaan,” ujarnya.
Dari sisi operasional, komitmen BSI ditunjukkan dengan pemakaian kendaraan operasional ramah lingkungan, membangun gedung ramah lingkungan, termasuk pengelolaan air limbah serta pencahayaan yang hemat energi.
Selanjutnya: Zulhas Beri Bocoran Bantuan Pangan Bakal Disalurkan Lagi
Menarik Dibaca: Promo McD Dinner Valentine 14 Februari, Rp160.000 Dapat Paket Berdua + Live Music
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News