Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan mulai ambil ancang-ancang menggelar aksi korporasi buat modal ekspansi, meskipun selesainya pandemi belum dapat diprediksi. PT Bank Mayapada Tbk (MAYA) misalnya tengah menyiapkan aksi penambahan modal via hak memesan efek terlebih dahulu alias rights issue dengan target penghimpunan dana Rp 4,5 triliun.
“Tambahan modal ini juga untuk mengantisipasi saat pandemi selesai. Kegiatan usaha pasti akan mulai kembali berjalan normal, sehingga kami bisa mulai ekspansi,” kata Direktur Utama Bank Mayapada Hariyono Tjahrijadi kepada Kontan.co.id, Rabu (12/5).
Baca Juga: Mau aktivasi dan registrasi BCA Mobile? Begini caranya
Perseroan sejatinya telah menerima modal tunai senilai Rp 3,75 triliun dari pemegang saham pengendali yaitu Dato Sri Tahir. Rp 230 miliar disetor oleh PT Mayapda Karunia, Rp 22,08 miliar diberikan PT Mayapada Kasih.
Sementara sisa Rp 3,5 triliun didapat perseroan melalui tukar guling aset properti yang dimiliki sejumlah perusahaan Tahir lainnya. “Rights issue tahun ini Rp 4,5 triliun, Bulan April kemarin sudah ada tambahan modal tunai Rp 3,75 triliun, jadi akan akan ada tambahan Rp 750 miliar lagi di akhir tahun, karena akan menggunakan laporan audit Juni 2020,” sambung Hariyono.
Selain untuk ekspansi, tambahan modal Rp 4,50 triliun juga akan bikin modal perseroan makin tebal. Capital adequacy ratio (CAR) Bank Mayapada yang pada Maret 2020 sebesar 13,75% ditargetkan bisa meningkat hingga 17,5% hingga akhir tahun.
Aksi serupa juga dilakukan oleh PT Bank Yudha Bhakti Tbk (BBYB) yang Selasa (11/5) kemarin telah mendaftarkan aksi rights issue untuk menghimpun dana sebanyak-banyaknya Rp 396,1 miliar.
Baca Juga: Ada corona, pembiayaan multifinance masih tumbuh 2,49%
“Dana yang diperoleh dari hasil rights issue ini akan digunakan dalam pengembangan usaha perseroan melalui penyaluran kredit. Terealisasinya aksi korporasi ini akan membuat ruang ekspansi bisnis lebih lebar,” kata Sekretaris Perusahaan Bank Yudha Bhakti Januar Arifin.
Selain itu, via tambahan modal tersebut perseroan juga membidik target untuk naik kelas menjadi bank umum kegiatan usaha (BUKU) 2 dengan modal inti Rp 1 triliun hingga Rp 5 triliun. Hingga akhir tahun lalu, modal inti perseroan tercatat senilai Rp 906,88 miliar, sehingga masih masuk kelas BUKU 1.