Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi
Strategi berbeda direncanakan dua bank pelat merah yaitu PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dan PT Bank Negara Indonesia (BBNI). Keduanya bakal mengandalkan penerbitan surat utang untuk ekspansi pascapandemi.
Bank Mandiri misalnya baru saja menggelar penawaran obligasi berkelanjutan senilai Rp 20 triliun. Tahap pertama, bank berlogo pita emas ini menerbitkan Rp 1 triliun beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Dato Sri Tahir kucurkan dana Rp 3,75 triliun, modal Bank Mayapada makin kuat
Tak cuma obligasi berdenominasi Rupiah, Secara bersamaan Bank Mandiri juga melanjutkan aksi penerbitan global bond senilai US$ 500 juta. Penerbitan ini juga merupakan program EMTN dengan nilai total US$ 2 miliar.
“Nilai totalnya US$ 2 miliar, tahun lalu sudah kami terbitkan US$ 750 juta, sekarang sedang proses untuk kembali menerbitkan US$ 500 juta. Sisa US$ 750 juta masih dikaji setelah laporan semester I-2020 selesai,” ujat Direktur Treasury, International Banking, and Special Asset Management Bank Mandiri Darmawan Junaidi kepada Kontan.co.id.
Darmawan menambahkan penerbitan ini juga akan menjadi bantalan perseroan untuk berekspansi dalam jangka menengah dan panjang kelak.
Sedangkan BNI justru baru memulai program EMTN serupa dengan target dana mencapai US$ 2 miliar. Adapun terkait termin penerbitan, nilai pokok, suku bunga dan tenor akan dilakukan bank berlogo angka 46 ini dengan memperhatikan kebutuhan perseroan serta situasi global.
Baca Juga: Siap ekspansi pascapandemi, Bank Mayapada (MAYA) akan rights issue Rp 4,5 triliun
“Pembentukan Program EMTN dan rencana penerbitan surat utang di dalamnya akan berdampak positif bagi Perseroan karena ditujukan antara lain untuk ekspansi bisnis dan pembiayaan kembali utang yang telah ada (debt refinancing),” kata Corporate Secretary BNI Meiliana.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News