kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sepanjang 2020, Bank Sampoerna mencatatkan pertumbuhan kredit 4%


Senin, 15 Februari 2021 / 17:07 WIB
Sepanjang 2020, Bank Sampoerna mencatatkan pertumbuhan kredit 4%
ILUSTRASI. Layanan di PT Bank Sahabat Sampoerna


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski adanya pandemi Covid-19, PT Bank Sahabat Sampoerna masih dapat menjaga kinerjanya. Buktinya sepanjang 2020 Bank Sampoerna masih mampu mencatat pertumbuhan kredit sebesar 4% dan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 8% yang belum di audit.

Direktur Keuangan Bank Sampoerna Henky Suryaputra mengatakan, kondisi pandemi covid-19 yang terjadi sejak kuartal pertama tahun 2020 telah mempengaruhi kinerja Bank Sampoerna.

"Pun demikian kami bersyukur dan berterima kasih pada seluruh nasabah terus mendukung Bank Sampoerna. Hingga saat ini laporan keuangan tahun 2020 Bank Sampoerna masih dalam proses audit. Namun demikian, sebagaimana telah kami publikasikan dalam laporan keuangan yang belum diaudit, Bank Sampoerna mencatatkan pertumbuhan kredit dan DPK pada tahun 2020 sebesar berturut-turut 4% dan 8% (belum diaudit)," jelas Henky kepada kontan.co.id, Senin (15/2).

Selain itu, Bank Sampoerna juga telah membukukan keuntungan sebesar Rp 52 miliar (belum diaudit) untuk periode sepanjang tahun 2020.

Baca Juga: Meneropong Prospek Bisnis Tekfin Lending Tahun 2021

Sementara itu, untuk tahun 2021 ini, Henky menyampaikan, dengan banyaknya ketidakpastian, terutama terkait dengan kondisi pandemi covid-19 ini, pihaknya belum bisa menargetkan pertumbuhan kinerja secara akurat.

"Rasanya agak sulit untuk dapat menargetkan pertumbuhan dengan cukup akurat. Bank Sampoerna menargetkan pertumbuhan yang tidak jauh berbeda dengan yang ditargetkan oleh OJK," katanya.

Ia menjelaskan bahwa pada tahun ini, sesuai dengan visi perusahaan, Bank Sampoerna tetap akan fokus pada UMKM dalam hal penyaluran kredit.

"Seperti kita ketahui bersama, terdapat berbagai variasi UMKM dari sisi geografis, sektor usaha, bentuk layanan dan lain sebagainya. Dengan kelincahan dan kreativitasnya, Bank Sampoerna menilai bahwa masih banyak UMKM yang berpotensi di masa pandemi ini seperti UMKM yang terkait dengan usaha makanan ataupun yang berkaitan dengan peralatan kesehatan/ keselamatan. Dengan kata lain fokus Bank Sampoerna tetap pada UMKM dengan memperhatikan potensi usaha tempat UMKM tersebut berada," jelasnya.

Baca Juga: Ini Strategi Bank Mengantisipasi Risiko Kredit Macet UMKM

Selain itu, seperti diketahui, bank umum juga wajib memiliki modal inti minimal Rp 2 triliun hingga akhir 2021 sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sementara jumlah bank yang masih dalam kelompok Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) II masih banyak.




TERBARU

[X]
×