kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.325.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Setelah Thailand, BI Bidik Perluasan QRIS Lintas Negara ke Malaysia


Selasa, 25 Januari 2022 / 16:35 WIB
Setelah Thailand, BI Bidik Perluasan QRIS Lintas Negara ke Malaysia
ILUSTRASI. transaksi pembayaran QRIS


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia terus memperluas kegunaan transaksi pembayaran QRIS lintas negara. Kini bank sentral Indonesia tersebut menyiapkan sistem dan infrastruktur QRIS lintas negara, yakni antar Indonesia dengan Malaysia.

Sebelumnya, pada 2021 BI telah melakukan pilot project dengan regulator Thailand untuk  menerapkan QRIS lintas negara secara komersil penuh pada kuartal I-2022. Pembayaran berbasis kode QR antar negara ini dinilai lebih aman. Sebab, nasabah tidak perlu lagi membawa uang dalam jumlah banyak jika ke negeri orang.

Di bawah payung curency settlement (LCS), nasabah menggunakan rupiah dengan sistem QR itu walau sedang di luar  negeri. Nasabah bisa berhemat, karena tidak ada lagi biaya dan komisi seperti biaya kurs.

Sejumlah perbankan pun tengah menyiapkan rencana penerapan ini. Contohnya, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) yang tengah menyiapkan infrastruktur QRIS Cross Border (lintas negara) secara menyeluruh.

Thomas Wahyudi, SVP Transaction Banking Retail Sales Bank Mandiri menyatakan  persiapan itu dari semua aspek baik dari aspek teknis, operasional, penanganan keluhan nasabah.

Baca Juga: Ada Peluang, Bank Mandiri Persiapkan Infrastruktur QRIS Lintas Negara

"Sehingga diharapkan saat diluncurkan dan saat kondisi pariwisata telah membaik, kami dapat langsung memberikan layanan yang terbaik dan maksimal bagi nasabah dan juga turis mancanegara yang datang ke Indonesia. Pada tahap awal kami akan melakukan implementasi di sisi system Acquiring, yang mana hal tersebut memungkinkan para turis dari mancanegara dapat bertransaksi di Merchant Bank Mandiri di Indonesia," ujar Thomas kepada Kontan.co.id pada Selasa (25/1).

Lanjutnya, Bank Mandiri akan mematuhi dan mengimplementasikan ketentuan yang diterapkan regulator. Memang, saat ini Bank Indonesia (BI) tengah menyiapkan sistem dan infrastruktur untuk implementasi QRIS lintas negara dengan Malaysia. Sebelumnya, BI juga telah bekerja sama dengan regulator Thailand untuk QRIS yang ditargetkan diimplementasikan pada kuartal pertama 2022.

Thomas menyatakan tantangan atas layanan QRIS ini di sisi edukasi layanan khususnya bagi merchant penerima transaksi serta pengguna e-wallet luar negeri agar transaksi dapat berlangsung lancar. Sedangkan peluangnya adalah apabila kita melihat dari sisi fleksibilitas transaksi.

"Layanan QR payment ini dirasa akan jauh lebih fleksibel dan User akan menjadi lebih mudah dalam melakukan transaksi karena hanya menggunakan ponselnya," paparnya.

Bank Mandiri mencatat transaksi QRIS telah mencapai hampir meningkat 586,5% secara  year on year (yoy) menjadi 600 miliar di sepanjang 2021. Thomas bilang, QRIS ini  baru diimplementasikan sejak akhir 2019 lalu. Adapun transaksi QRIS dilakukan baik di merchant-merchant anchor/jaringan maupun UMKM.

"Diharapkan QRIS mampu meningkat secara agresif di tahun 2022 ini. Bank Mandiri optimis dengan adanya keberhasilan program vaksin, mulai bangkitnya sektor wisata domestik dan internasional, tahun 2022 akan menjadi momentum pemulihan perekonomian Indonesia," katanya.

Bank Mandiri melihat bisnis ritel sudah kembali bertumbuh saat ini. Juga dibukanya kembali bisnis eksisting yang sebelumnya tutup sehingga secara frekuensi transaksi dan volume transaksi juga akan tumbuh, bahkan jauh lebih baik dari tahun 2020 dan 2021.

 

Adapun PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk melihat inisiasi ini bisa meningkatkan  geliat ekonomi diantara negara-negara yang bekerjasama.

Direktur Operation, IT and Digital Banking BTN Andi Nirwoto menyatakan langkah ini harus segera dapat diantisipasi oleh perbankan di negara tersebut sehingga dapat memaksimalkan potensi yang tercipta untuk mendorong transaksi.

"Bank BTN melihat inisiatif ini sebagai salah satu potensi di era digital dimana gaya hidup masyarakat saat ini sudah serba digital, termasuk penggunaan QRIS dalam transaksi keuangannya. BTN akan memperkuat infrastruktur TI dan sistem yang terkait untuk dapat mendukung implementasi QRIS lintas negara," ujar Andi kepada Kontan.co.id pada Selasa (25/1).

Lanjut dia bilang, BTN juga akan  memperluas kerjasama dengan pihak ketiga sehingga diharapkan layanan tersebut akan berjalan optimal. Kendati demikian, ia melihat masih ada tantangan yang harus dihadapi terkait inisiatif tersebut.

Mulai dari kebijakan yang berbeda antara setiap negara khususnya terkait transaksi keuangan yg akan terlibat dalam QRIS antar negara tersebut. Negara-negara tersebut harus dapat menyusun kesepakatan mengenai kebijakan/peraturan yg harus disepakati bersama agar tidak terjadi dispute di kemudian hari.

Baca Juga: BTN Siapkan Strategi Tangkap Peluang QRIS Indonesia-Malaysia

"Selain itu perlu diperhatikan juga keseragaman kesiapan infrastruktur di setiap negara sehingga tidak terjadi gap mengenai technology readiness di masing-,masing negara yang bekerja sama yg dapat menyebabkan layanan dapat terganggu," paparnya.

Sementara untuk peluang yang harus dimaksimalkan oleh Bank tentunya adalah mengenai perluasan area coverage layanan QRIS Bank dimana akan terdapat bonus geografi atas jangkauan layanan kepada end customer.

Namun Bank tetap harus mempertimbangkan demografi di masing2 negara mengingat perbedaan kultur akan mempengaruhi perilaku nasabah terhadap penggunaan layanan Bank.

"Saat ini posisi QRIS Bank BTN sebanyak 37.699 merchant di tengah pandemi Covid-19. Akuisisi QRIS BTN pada tahun 2021 sebanyak 7.621merchant," katanya.

Lanjutnya, sales volume transaksi QRIS tahun 2021 tumbuh sebesar 38% dibanding tahun 2020. Adapun kategori merchant2 yang transaksinya cukup signifikan yaitu merchant2 dengan kategori F & b, dan retail seperti mini market, toko kelontong dan sejenisnya.

 

Sedangkan PT Bank Central Asia Tbk menyatakan mendukung kebijakan regulator dalam upaya mendorong digitalisasi di kancah global melalui penerapan QRIS guna mempermudah transaksi pembayaran masyarakat Indonesia.

Direktur BCA Santoso Liem menyebut transaksi QRIS di BCA dalam sembilan bulan pertama 2021 yang dilakukan oleh nasabah BCA mencapai Rp 2,8 triliun, Nilai itu tumbuh signifikan dibandingkan sepanjang tahun 2020 yang hanya Rp 412 miliar dan didominasi oleh transaksi F&B.

"BCA juga telah bekerjasama dengan sekitar 510.000 merchant di yang tersebar di Indonesia. Kami memperkirakan akan lebih banyak lagi transaksi non-tunai dan tanpa kartu yang akan menjadi bagian signifikan dalam kehidupan normal baru. BCA akan terus berinovasi menyiapkan berbagai inisiatif untuk mendukung kebutuhan nasabah terkini," paparnya kepada Kontan.co.id.

Lanjutnya, BCA juga berkomitmen untuk terus memperluas penggunaan QRIS di berbagai sektor, serta mengedukasi dan mengajak masyarakat menggunakannya, untuk mendorong inklusi keuangan di Indonesia.

"Selain inovasi digital, keamanan merupakan prioritas utama kami. BCA berkomitmen  tinggi untuk melakukan pemutakhiran dan menjaga security system dalam aktivitas operasional bisnis yang kami lakukan," pungkas Santoso.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×