Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi
Meski demikian Dhias menambahkan akibat kegagalan secara grup, saat ini BNI Syariah juga tengah intens melakukan pembicaraan terkait restrukturisasi Duniatex.
“Proposal restrukturisasi akan diselesaikan pada Agustus ini. Salah satu poin restrukturisasinya adalah Duniatex Group akan diberikan keleluasaan pembayaran pokok dalam 12 bulan. Sedangkan jangka waktu pembayarannya tetap,” jelas Dhias kepada Kontan.co.id belum lama ini.
Sementara dari laporan Debtwire diketahui bahwa upaya restrukturisasi Duniatex tak terbatas kepada lini bisnis tekstilnya. Lini bisnis properti Duniatex juga akan ikut dalam skema restrukturisasi.
Baca Juga: Bank berupaya penuhi porsi kredit UMKM sebesar 20% di tahun ini
“Duniatex telah memulai diskusi dengan para krediturnya untuk melaksanakan restrukturisasi utang yang mencapai US$ 2 miliar. Nilai tersebut berasal dari obligasi global senilai US$ 300 juta yang diterbitkan DMDT, dan utang lainnya dari 40 kreditur senilai US$ 1,7 miliar. Pembicaraan restrukturisasi juga meliputi utang PT Delta Dunia Merlin Property (DDMP) yang mengelola Hartono Mall di Solo,” lapor Debtwire.
Laporan Debtwire juga menyatakan dari enam entitas tekstilnya, hingga 25 Juli 2019 Duniatex Grup tercatat masih punya tanggungan utang senilai Rp 18,78 triliun.
Perinciannya, DMDT senilai Rp 5,711 triliun, PT Delta Dunia Textile (DDT) senilai Rp 4,676 triliun, PT Delta Merlin Sandan Textile (DMST) senilai Rp 3,264 triliun, DDST senilai Rp 2,922 triliun.
Baca Juga: Ini alasan kredit OCBC NISP hanya tumbuh 2% hingga semester I 2019
Lalu PT Dunia Setia Sandang Asli Textile (DSSAT) senilai Rp 2,128 triliun, dan terakhir kepada PT Perusahaan Dagang Dan Perindustrian Damai alias Damaitex senilai Rp 97 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News