Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan semakin rajin mendorong pertumbuhan kredit, terutama ke segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Ini dilakukan sejalan dengan arahan dari Bank Indonesia (BI) yang meminta bank menyalurkan setidaknya 20% dari total kredit ke segmen UMKM.
Hingga Mei 2019, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat total kredit UMKM telah mencapai Rp 1.005,52 triliun. Jumlah ini meningkat 10,84% dari periode sama tahun lalu senilai Rp 907,15 triliun. Kredit UMKM tersebut setara 18,55% dari total kredit bank umum yang sebanyak Rp 5.418,65 triliun di bulan Mei 2019.
Baca Juga: Permudah akses modal, Jamkrindo tingkatkan penjaminan kredit UMKM
Beberapa bankir yang dihubungi Kontan.co.id, mengaku sudah berhasil memenuhi kewajiban BI tersebut. Salah satunya PT Bank Woori Saudara 1906 Tbk (SDRA) yang menyebut porsi kredit UMKM per Juni 2019 telah mencapai 36% dari total kredit. Kredit UMKM Bank Woori tercatat Rp 9,1 triliun, sementara total kredit hingga semester-I 2019 mencapai Rp 25,29 triliun.
"Sejak Desember 2018, kami sudah memenuhi porsi kredit UKM sesuai dengan ketentuan," terang Ruli Nova, Perwakilan Tim Manajemen Bank Woori Saudara kepada Kontan.co.id, Kamis (8/8). Menurutnya, segmen tersebut memang menjadi salah satu fokus perusahaan.
Ruli menambahkan, saat ini segmen kredit terbagi menjadi dua yakni ritel dan korporasi. Hingga akhir tahun, Bank Woori Saudara menargetkan kredit tumbuh 16% secara yoy.
Baca Juga: Sasar nasabah tajir, Bank Mandiri bidik pertumbuhan bisnis kartu kredit setinggi 15%
Sementara itu, Presiden Direktur PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) Parwati Surjaudaja mengatakan, pihaknya agak kesulitan memenuhi kewajiban BI tersebut. Sebab, walau tumbuh 20% hingga Juni 2019, kredit korporasi masih memiliki porsi lebih tinggi ketimbang kredit UMKM. "Jadi walau UMKM tumbuh secara persentase 20% tahun ini dan tahun lalu, secara nominal masih lebih rendah dibandingkan kredit korporasi misalnya," ujarnya.
Menurut Parwati, saat ini porsi kredit UMKM OCBC NISP mencapai 18% - 19% dari total kredit. "Hampir memenuhi kewajiban BI, tapi memang tidak mudah," tuturnya.
Baca Juga: Mandiri Syariah bukukan laba Rp 551 miliar di semester I-2019
Ke depan, OCBC NISP bakal lebih gencar mendorong segmen ini salah satunya lewat pemanfaatan dan penerapan teknologi digital untuk mempercepat serta mempermudah proses pengajuan. Lewat cara tersebut, Parwati meyakini mampu memenuhi porsi kredit UMKM sebesar 20% hingga akhir tahun 2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News