Reporter: Ferry Saputra | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Asuransi Simas Insurtech atau Simas Insurtech mencatatkan pertumbuhan nilai premi hingga Agustus 2023. Direktur Utama Asuransi Simas Insurtech Teguh Aria Djana menerangkan nilai premi tumbuh sebesar 78% year on year (YoY) hingga Agustus 2023.
"Adapun GPW Agustus 2022 sebesar Rp 620,7 miliar, sedangkan GPW Agustus 2023 mencapai Rp 1,1 triliun," ucapnya kepada KONTAN.CO.ID, Rabu (11/10).
Teguh menyebut kenaikan yang cukup signifikan disebabkan oleh makin banyaknya kerja sama affinity, seperti dengan broker insurtech, e-commerce, dan fintech untuk produk motor vehicle, comprehensive liability, dan kredit.
Sementara itu, Teguh mengatakan Simas Insurtech menargetkan pendapatan premi hingga akhir tahun ini sebesar Rp 1,2 triliun. Dia mengatakan perusahaannya akan menerapkan sejumlah strategi untuk mempertahankan capaian bisnis saat ini. Adapun strategi tersebut, yakni fokus terhadap customer journey dengan melakukan berbagai macam improvement di proses klaim yang lebih cepat dan mudah.
Baca Juga: Panin Dai-Ichi Life Catat Pembayaran Klaim Capai Rp 567 Miliar hingga Agustus
"Selain itu, terus memperbanyak kerja sama affinity untuk memanfaatkan partner sebagai distribution channel dan terus meng-explore produk-produk asuransi yang sesuai dengan kebutuhan gaya hidup masyarakat terkini," katanya.
Teguh menilai untuk era digitalisasi yang makin berkembang, perusahaannya masih melihat banyak peluang yang bisa digarap untuk memperluas akses pasar asuransi, memperluas distribution channel, mempermudah pemasaran dan branding melalui digitalisasi, serta inovasi dalam produk dan layanan.
Adapun tantangan yang akan dihadapi ke depannya, yakni terkait keamanan dan privasi data.
Meski saat ini Simas Insurtech sudah terverifikasi ISO 27001-2013 untuk keamanan data, dia menilai perusahaan perlu mengadopsi langkah-langkah keamanan yang kuat, seperti enkripsi data, perlindungan jaringan, dan pelatihan keamanan bagi karyawan, guna melindungi data pelanggan dan informasi bisnis yang sensitif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News