Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejauh ini peneterasi asuransi di Indonesia masih rendah. Kasus-kasus yang terjadi di industri tersebut, bisa semakin memicu orang enggan berasuransi.
Pendiri dan Chief Executive Officer PasarPolis, Cleosent Randing menjelaskan, pasar asuransi di Tanah Air menemui sejumlah tantangan dalam melakukan penetrasi. Salah satunya terkait inovasi produk asuransi.
Kemudian dokumen dan proses klaim panjang menimbulkan stigma negatif bagi asuransi. Bahkan, sebagian menganggapnya asuransi menjadi momok yang menakutkan.
“Dari sisi distribusi, kebanyakan beli lewat agen, penjelasan mereka bikin bingung. Akhirnya asuransi eggak banyak yang beli,” kata Cleosent, Kamis (25/5).
Sebagai insurtech PasarPolis coba menghadirkan produk yang menyesuaikan gaya hidup masyarakat saat ini. Salah satunya produk asuransi gadget.
“Saat ini, asuransi smartphone memang yang paling laku. Pertumbuhan polis kita pun sudah mencapai 500 juta,” ujar Cleosent.
Baca Juga: Perluas Pasar Asuransi Perlindungan Gadget, PasarPolis Luncurkan Tap Partners
Premi mulai dari Rp 99.000 per tahun, pembeli bisa melakukan klaim kepada PasarPolis apabila gawai mereka mengalami kerusakan akibat jatuh/terkena cairan, ataupun ketika gawai hilang akibat kehilangan/pencurian.
Produk asuransi gadget ini bagian dari strategi omnichannel PasarPolis bernama Tap Partners. Sehingga memungkinkan toko gadget (gawai) offline untuk menawarkan asuransi perlindungan gadget dalam paket penjualan mereka.
Terkait klaim asuransi perlindungan gadget, PasarPolis di tahun 2022 telah mampu menyelesaikan sekitar 80% dari semua klaim. Sejauh ini, PasarPolis telah bekerja sama dengan Xiaomi Shop dan merangkul hampir 500 pedagang toko offline.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
