Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Perusahaan switching menunggu konsep penggabungan sistem pembayaran atau national payment gateway (NPG) yang sedang digodok oleh Bank Indonesia (BI).
Bayu Hanantasena, Direktur PT Artajasa Pembayaran Elektronis (ATM Bersama) mengatakan, konsep NPG tersebut bakal menjadi panduan bagi perusahaan switching dalam menghadapi penggabungan sistem pembayaran.
Meski begitu, ATM Bersama belum memiliki rencana untuk melakukan penggabungan sistem pembayaran tersebut.
"Sejauh ini, kami dari perusahaan switching belum ada rencana konsolidasi," kata Bayu, Senin Malam (21/7) di Hotel Mandarin.
Sebab kata dia, jika perusahaan-perusahaan switching menjadi satu perusahaan besar, akan memakan waktu panjang untuk pembentukannya. Sebab setiap pemegang saham tentunya memiliki gagasan berbeda-beda. Jadi, “Sebaiknya kami serahkan ke BI saja," ujar Bayu.
Saat ini, ada empat perusahaan switching di Indonesia yakni ATM Bersama, PT Daya Network Lestari (ALTO), PT Rintis Sejahtera (Prima) dan ATM LINK dari anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom). Konsep awalnya, LINK menjadi super switching yang akan membawahi ketiga switcher lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News