Reporter: Tim KONTAN | Editor: Ridwal Prima Gozal
KONTAN.CO.ID - Holding Ultra Mikro (UMi) berkomitmen tingkatkan akses segmen masyarakat ultra mikro dan mikro kepada produk-produk keuangan. Holding perusahaan keuangan yang terdiri dari PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) diharapkan bisa mendorong perekonomian nasional, sehingga membuat masyarakat sejahtera.
Salah satu target dari Holding UMi ini memang memberdayakan masyarakat agar bisa naik kelas. “Dari ultra mikro naik kelas jadi mikro, lalu naik kelas jadi menengah dan seterusnya. Seiring kenaikan itu, produk keuangan yang bisa diakses juga menyesuaikan, dari awalnya produk keuangan ultra mikro, lalu naik jadi kelas mikro dan seterusnya,” tutur Sunarso, Direktur Utama BRI kepada wartawan dari Davos, saat menghadiri World Economic Forum pertengahan Januari lalu.
Salah satu strategi Holding Ultra Mikro meningkatkan inklusi keuangan adalah dengan mendirikan gerai kolokasi layanan ultra mikro, yang diberi nama Sentra Layanan Ultra Mikro. Biar beken, nama gerai ini disingkat jadi Senyum.
Baca Juga: Selain Kredit Usaha, BRI dan Holding UMi Sediakan Kredit Konsumtif Bagi Nasabah
Senyum merupakan gerai gabungan antara entitas Holding Ultra Mikro. Jadi di satu gerai, nasabah bisa menemukan layanan ultra mikro dari BRI, Pegadaian maupun PNM. Misal, nasabah bisa menggadaikan emas, dana hasil gadainya kemudian bisa langsung disimpan di Tabungan di BRI.
Kebanyakan gerai Senyum berada di unit-unit BRI yang dekat dengan lokasi aktivitas masyarakat, misal perumahan, perkampungan dan pasar. Dengan mendekatkan diri ke lokasi aktivitas masyarakat, nasabah yang ingin mengakses layanan ultra mikro juga semakin mudah.
Alhasil, Senyum pun menjadi salah satu ujung tombak Holding UMi untuk menawarkan produknya dan memperluas inklusi keuangan. Per Desember 2023 lalu, jumlah total gerai Senyum sudah mencapai 1.018 unit, naik 0,5% secara tahunan.
Hasilnya positif. Berdasarkan paparan kinerja keuangan BRI periode 2023, nilai outstanding pinjaman segmen ultra mikro mencapai Rp 611,2 triliun. Buat perbandingan, di 2021 outstanding pinjaman mencapai Rp 483,9 triliun dan di 2022 sebesar Rp 551,3 triliun.
Sunarso juga menyebut, keberhasilan Holding Ultra Mikro juga diulas oleh Harvard Business Review pada pertengahan Desember 2023 lalu. Dalam artikel tersebut dibahas tiga fase utama dalam integrasi UMi, yakni pemberdayaan (empower), integrasi dan naik kelas (upgrade).
Baca Juga: Perkuat Komitmen Pemberdayaan Perempuan,PNM Mekaar Targetkan 16 Juta Nasabah di 2024
Pada 2023, BRI Research Institute mengestimasikan bisnis UMi yang belum mendapatkan pembiayaan formal juga telah menurun dari 30 juta pada tahun 2018 menjadi sekitar 14 juta. Dari 14 juta itu, sekitar 3 juta-6 juta di antaranya tidak terlayani, 4 juta-5 juta lainnya mendapatkan pembiayaan dari teman atau keluarga, dan 3 juta-5 juta dari rentenir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News