Reporter: Yuliani Maimuntarsih | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Berbagai perusahaan asuransi berniat mengembangkan produk asuransi mikro tahun ini. Namun, Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) tak muluk-muluk menetapkan target, yakni cuma memperkirakan pertumbuhannya 5% dibandingkan tahun lalu.
Julian Noor, Ketua AAUI, mengakui produk asuransi membutuhkan waktu cukup panjang sebelum benar-benar memberikan pencapaian pertumbuhan besar. "Premi asuransi mikro mencapai pertumbuhan besar jika sudah beroperasi puluhan tahun," kata dia kepada KONTAN. Bukan hanya karena bentuknya terbilang baru, perlu juga upaya banyak pihak guna menyadarkan dan mensosialisasikan produk ini.
Di sisi lain, Julian menilai, potensi asuransi mikro cukup besar. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku regulator juga memberi dukungan.
ACA Insurance, salah satu pelopor penjual asuransi mikro berencana menggenjot asuransi mikro tahun ini. "Kami akan konsentrasi ke produk mikro, dan mau membuatnya besar dibanding tahun lalu," kata Teddy Hailamsah, Presiden Direktur ACA Insurance.
Saat ini, ACA Insurance memiliki enam produk asuransi mikro. Manajemen melakukan berbagai macam cara memasarkan produk. Seperti menjajakan lewat kantor pos, Indomaret dan balai pengobatan.
Asuransi Takaful Umum juga berencana mencicipi usaha asuransi mikro. "Tahun ini kami sudah menyiapkan produk mikro. Akan dirampungkan sekitar akhir kuartal pertama," kata Bayu Widdhisiadji, Presiden Direktur Takaful Umum.
Menurut dia, pertumbuhan kelas menengah akan menopang permintaan asuransi. Perusahaan ini berencana merilis dua-tiga produk asuransi mikro.
Tidak hanya menyiapkan produk, Takaful Umum juga akan memperkuat kanal distribusi yaitu keagenan dan kerjasama dengan bank (bancassurance). Tahun lalu, Takaful Umum membukukan pendapatan premi Rp 150 miliar, dan menargetkan pertumbuhan 35%-40% tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News