Reporter: Mona Tobing | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Ketentuan uang muka kredit kendaraan bermotor (KKB) di perusahaan pembiayaan (multifinance) konvensional minimal 20%-25% telah berlangsung sebulan lebih. Sebagian perusahaan multifinance menjalankannya dengan membesut strategi alternatif. Mereka menawarkan pembiayaan syariah agar nasabah tidak perlu menyediakan uang muka atau down payment (DP) terlalu besar.
Berdasarkan penelusuran KONTAN di Jakarta, tidak ada perusahaan pembiayaan konvensional yang menawarkan KKB dengan uang muka murah. Bahkan, banyak perusahaan multifinance yang memberlakukan DP sebesar 25%-30% dari harga kendaraan.
Namun, untuk memfasilitasi nasabah yang memiliki dana pas-pasan, banyak diler yang menyarankan untuk mengambil pembiayaan syariah. Soalnya, uang muka KKB secara syariah bisa lebih rendah dibandingkan ketentuan. Salah satunya di diler sepeda motor Wahana Pondok Pinang, yang bekerjasama dengan PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOM Finance).
"Kalau mau kredit konvensional DP harus 25%, tapi yang syariah cukup 15%," kata Irfan, agen penjual di Wahana Pondok Pinang, kemarin.
Alhasil, setiap hari ada 10 nasabah yang membeli sepeda motor dengan kredit syariah. Padahal, sebelum aturan DP berlaku, pembiayaan syariah sepi peminat. Untuk mendongkrak pembiayaan syariah, ada iming-iming cash back atau potongan tunai atas DP, sekitar Rp 700.000-Rp 900.000 per kendaraan. Jadi, nasabah sudah bisa membawa pulang sepeda motor hanya bermodal uang sekitar Rp 900.000.
Di diler Honda, kawasan Cirendeu Raya, yang bekerjasama dengan PT Federal International Finance Tbk (FIF), malah menetapkan uang muka 30% untuk pembiayaan konvensional. "Kalau syariah, DP cukup Rp 1 juta," kata Monica, agen pemasaran.
Mempercepat syariah
Djaja Sutandar, Direktur Utama WOM Finance, bilang, minat masyarakat memilih pembiayaan syariah terus meningkat. Bahkan, komposisi pembiayaan syariah di Wom Finance sudah mendominasi dibandingkan dengan layanan konvensional. "Saat ini pembiayaan syariah sudah mencapai 80% per hari," kata Djaja.
Sayangnya, Djaja belum bisa menceritakan nilai pembiayaan secara rinci. Ia memprediksi, pembiayaan syariah bakal terus mendominasi pada semester II dan mendukung pencapaian target kredit sepeda motor sebanyak 650.000 unit atau Rp 8 triliun.
Melihat fenomena tersebut, PT Adira Dinamika Multifinance (Adira Finance), yang selama ini hanya melayani pembiayaan konvensional, mempercepat pembentukan unit usaha syariah (UUS). Apalagi, pasca aturan DP berlaku, pembiayaan Adira Finance melorot.
"Per Juni 2012, pembiayaan turun 16% dibandingkan periode-periode sebelumnya yang mencapai Rp 2,5 triliun-Rp 3 triliun per bulan," ujar Willy S. Darma, Direktur Utama Adira Finance.
Willy bercerita, pendirian UUS membutuhkan dana Rp 5 miliar-Rp 10 miliar. Manajemen pun telah mengajukan izin UUS dan mulai persiapan internal. "Di internal, juga mulai uji coba layanan syariah," tandas Willy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News