Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Efisiensi bank dalam menekan biaya operasional sampai dengan Mei 2018 berbuah manis. Hal ini tercermin dari rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) yang menurun secara industri menjadi 79,43% dari posisi tahun sebelumnya 79,70%. Bila dirinci, penurunan itu lantaran pendapatan operasional yang naik lebih cepat 2,12% dibandingkan beban operasional yang cuma naik 1,77% yoy per Mei 2018.
Meski begitu, hanya bank umum kelompok usaha (BUKU) IV saja yang mencatatkan penurunan BOPO dari 75,16% pada Mei 2017 menjadi 72,38% di bulan Mei 2018. Sementara BOPO pada BUKU I, BUKU II dan BUKU III naik.
Salah satu bank kelas kakap yang BOPO rendah yakni PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI). Per Juni 2018 bank berlogo 46 ini mencatatkan BOPO sebesar 71,19%. Meski terbilang stabil, dibandingkan dengan tahun lalu posisi ini naik tipis dari posisi Juni 2017 sebesar 71,02%.
Direktur Keuangan BNI Anggoro Eko Cahyo mengatakan sampai akhir tahun 2018 ini pihaknya menargetkan BOPO di kisaran 70%, membaik dibanding akhir tahun 2017 lalu di level 71%.
Sebagai salah satu upaya untuk menekan beban operasional, BNI telah sejak beberapa tahun terakhir mendorong pemanfaatan teknologi digital perbankan. Salah satunya, lewat penyempurnaan proses bisnis dengan operasional berbasis teknologi informasi (TI). Antara lain, utilisasi dan optimalisasi aplikasi Yap! dan BNI Mobile Banking.
"Kami juga melakukan optimalisasi jaringan/outlet BNI dengan inisiasi digital branch, optimalisasi outlet sebagai point of sales dan agen 46 untuk menjangkau area yang tak tersentuh (blank spot area)," ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (15/8).
Tak hanya itu, Anggoro juga menuturkan, pihaknya sudah melakukan penghematan lain, yakni di sisi beban keperluan kantor seperti mengurangi biaya sewa dengan membangun gedung baru untuk mengantisipasi kebutuhan kantor mendatang. Tak hanya efisiensi, bank plat merah ini juga melakukan upaya-upaya peningkatan produktivitas bisnis perseroan.
Di samping strategi efisiensi biaya operasional, BNI juga secara intensif menjaga kualitas asset sehingga menghembat beban cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN). "Dimulai baik dari proses selektif target market dan debitur, penyempurnaan pemberian kredit, sampai dengan proses restrukturisasi dan remedial," tuturnya.
Berbeda, PT Bank Mandiri Tbk justru mencatatkan BOPO turun cukup dalam di semester I 2018. Merujuk laporan keuangan per Juni 2018 posisi BOPO Bank Mandiri ada di level 67,09%. Posisi ini menurun dari posisi yang sama tahun sebelumnya 73,17%. Hal ini dikarenakan total beban operasional lainnya Bank Mandiri menyusut 4,5% yoy sementara pendapatan operasional naik 18,1% yoy pada bulan Juni 2018.
Direktur Bisnis Kecil dan Jaringan Hery Gunardi mengatakan, dari sisi cost efficiency ratio (CER) juga masih terbilang stabil. Tercatat per semester I 2018, CER bank berlogo pita emas ini ada di level 48,5%. Meningkat dari posisi semester I 2017 sebesar 46,5%.
"Sekarang kan CER kami di bawah 40%, ini menunjukan masih efisien. Dalam kondisi ekonomi yang melemah seperti ini, semua bank pasti akan jaga efisiensi," ujarnya saat ditemui di Jakarta, Rabu (15/8). Pada akhir 2018, Bank Mandiri tak mematok persentase rasio efisiensi. Hanya saja, Hery yakin posisinya akan lebih rendah dibandingkan semester I 2018.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News