Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk meluncurkan Business Process Improvement (BPI) Monoline Collection sebagai Operating Model baru collection dengan pembinaan debitur dilakukan berdasarkan kelolaan masing-masing kantor cabang berdasarkan klaster wilayah, dibawah komando langsung dari Kantor Pusat.
Tahap awal, BTN telah menerapkan piloting BPI Monolin Collection di Kantor Wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara (Kanwil Jabalnusra).
Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu menjelaskan ini merupakan bagian dari salah satu misi perseroan, yakni menerapkan praktik tata kelola perusahaan yang baik dan inovasi bisnis berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan.
"Dengan adanya langkah penyempurnaan ini, kita berharap dapat mencapai target rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross di level 3,04% pada akhir tahun ini," kata dia dalam keterangan resmi, Minggu (3/8/2025).
Baca Juga: BTN Luncurkan Program Merdeka, Ada KPR Bunga Mulai 2,65% dan Kredit Renovasi
Nixon memaparkan, sisi collection BTN menghadapi sejumlah tantangan yang muncul dari kondisi makroekonomi global dan domestik, seperti contohnya dinamika perekonomian pasca Covid-19, ketegangan geopolitik serta ketidakpastian yang telah berdampak pada banyaknya pemutusan hubungan kerja (PHK), kenaikan biaya hidup dan inflasi, serta perang dagang yang dipicu oleh kebijakan tarif impor Amerika Serikat (AS).
Langkah ini merupakan strategi antisipasi supaya risiko tersebut tidak berdampak terhadap bisnis bank, khususnya memitigasi kenaikan risiko kredit bermasalah. BTN berharap dapat meningkatan efisiensi dan produktivitas pada aspek collection.
"Dengan penyempurnaan sistem collection dan strategi recovery, kita berharap dapat memperkuat risk underwriting dan menjaga cost of credit (CoC) di bawah 1,2%,” tambah dia.
Baca Juga: Penyaluran KPR FLPP di BTN Sudah Capai 94.623 Unit Hingga Pertengahan Tahun 2025
Pada kesempatan yang sama, Direktur Risk Management BTN Setiyo Wibowo mengatakan, saat ini merupakan waktu yang tepat bagi perseroan untuk melakukan improvement collection.
Setiyo menambahkan, dengan adanya sekitar 2.000 staf dan tenaga collection di seluruh Indonesia, BTN berkomitmen untuk melakukan improvement pada proses bisnis collection dengan benchmarking bank-bank top internasional.
"Hampir semua bank yang sudah maju, collection-nya banyak diotomasi dan menggunakan analytics. Kita juga akan mengubah dari sistem terdistribusi menjadi regionalisasi atau cluster-based," kata Setiyo.
Selanjutnya: Sebulan Harga Emas Antam Naik 1,83%, Berapa Harga Hari Ini? (3 Agustus 2025)
Menarik Dibaca: Waspadai Anak yang Menggunakan Chatbot AI dan Teman Virtual di Era Digital
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News